BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Konflik selalu diasosiasikan dengan keadaan emosional
yang tidak menyenangkan, seperti halnya dengan kecemasan atau marah, bila
seseorang melakukan penanggulangan, ia membuat respon sedemikian rupa sehingga
ia dapat menghindarkan diri, lari atau merasa tidak enak atau menangani masalah
khusus tersebut.
Konflik timbul dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor
penyebab konflik antara lain: Persaingan terhadap sumber-sumber, ketergantungan
tugas, kekaburan batas-batas bidang tugas, masalah stasus, dan rintangan dalam komukasi
individu atau kelompok. Individu yang sedang berkonflik dapat dilihat dari
gejala-gejala yang ditunjukkannya. Gejala-gejala konflik menurut Kusnadi dan
Wahyudi (2003 36-38) adalah: 1) Adanya komunikasi yang lemah, 2) Adanya
permusuhan atau iri hati antar kelompok, 3) Adanya friksi antara pribadi. 4)
Eskalasi arbitrasi, dan 5) Adanya moral yang rendah.
Jhonson (1981) dalam Supratiknya (2005:94) mengatakan bahwa
rusaknya suatu hubungan disebabkan oleh kegagalan memecahkan konflik secara
konstruktif, adil dan memuaskan kedua belah pihak, bukan oleh munculnya konflik
itu sendiri. Studi ini akan menfokuskan pada strategi pengelolaan konflik siswa
yang tinjau dari latar belakang ibu yang bekerja dengan yang tidak bekerja.
Yang dimaksud dengan strategi mengelola konflik yaitu
suatu siasat atau cara-cara untuk menyelesaikan suatu proses penggalan
pencapaian tujuan oleh pihak lain, karena adanya berbagai perbedaan, seperti
perbedaan pendapat, nilai- nilai, atau tuntutan masing-masing siswa tersebut.
Teori strategi mengelola konflik menurut Supratiknya (2003: 99-100), pada
umumnya dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu strategi mengelola konflik
antar pribadi dan studi mengelola konflik antar kelompok. Lebih lanjut, studi
akan menfokuskan pada strategi mengelola konifik antar pribadi, yaitu terdiri
atas lima indikator: Menarik diri, Memaksa, Mendamaikan, Kompromi, dan
Konfrontasi.
Gejala-gejala yang ditemukan di SD Negeri 008 Kecamatan
Limapuluh antara lain:
1.
Adanya
sebagian siswa yang kurang dapat menghindar atas suatu pertentangan nilai-nilai
atau perbedaaan pendapat dalam mencapai tujuan.
2.
Adanya
sebagian siswa yang kurang mampu untuk mengadakan suatu proses kompromi dalam
menyelesaikan suatu perbedaan pandangan, nilai-nilai dan lainnya dalam mencapai
tujuan.
3.
Adanya
sebagian siswa yang melakukan pemaksaan kehendak kepada orang lain dalam mencapai
tujuannya.
4.
Adanya
sebagian siswa kurang mampu dalam menjalin kerjasama dengan orang lain dalam
menghindari berbagai pertentangan dalam mencapai tujuannya.
Berdasarkan gejala-gejala tersebut di atas, maka penulis
mengajukan judul: Perbedaan Strategi Mengelola Konflik Siswa Kelas VI yang
Ibunya bekerja dan yang Tidak Bekerja di SD Negeri 008 Kecamatan Limapuluh
Tahun Pelajaran 2009/2010.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan gejala masalah maka permasalahan penelitian ini adalah:
1) Bagaimana gambaran strategi mengelola
konflik siswa yang ibunya bekerja di SD Negeri 008 Kecamatan Limapuluh?
2) Bagaimana gambaran strategi mengelola
konflik siswa yang ibunya tidak bekerja di SD Negeri 008 Kecamatan Limapuluh?
3) Apakah terdapat perbedaan strategi
mengelola konflik siswa yang ibunya bekerja dengan yang tidak bekerja di kelas
VI SD Negeri 008 Kecamatan Limapuluh?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui
gambaran strategi mengelola konflik
siswa yang ibunya bekerja di SD Negeri 008 Kecamatan Limapuluh.
b. Untuk
mengetahui gambaran
strategi mengelola konflik siswa yang ibunya tidak bekerja di SD Negeri 008
Kecamatan Limapuluh.
c. Untuk
mengetahui perbedaan
strategi mengelola konflik siswa yang ibunya bekerja dengan yang tidak bekerja
di kelas VI SD Negeri 008 Kecamatan Limapuluh.
2. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini
diharapkan bermanfaat sebagai berikut:
1.
Sebagai bahan infomasi bagi pihak sekolah, pihak yang
terkait tentang strategi mengelola konflik siswa yang ibunya bekerja dan tidak
bekerja.
2.
Sebagai bahan pertimabangan pihak sekolah yang terkait
dalam mengambil keputusan tentang proses belajar siswa khususnya strategi dalam
menyelesaikan suatu konflik.
3.
Sebagai sarana latiahan bagi penulis untuk melakukan
penelitian ilmiah.
D. Keterkaitan Variabel Penelitian
Penelitian terdiri atas lima indikator yakni strategi
mengelola konflik aspek menarik diri, memaksa, mendamaikan, kompromi, dan
konfrontasi dengan dua variabel yakni ibu yang bekerja dan tidak bekerja.
|
|
|
E.
Definisi
Operasional
Definisi operasional pada
penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.
Strategi mengelola konflik adalah suatu siasat atau cara-cara untuk
menyelesaikan suatu proses penggalan pencapaian tujuan oleh pihak lain, karena
adanya berbagai perbedaan, seperti perbedaan pendapat, nilai- nilai, atau
tuntutan masing-masing siswa tersebut. Teori strategi mengelola konflik menurut
A. Supratiknya (2003: 99-100), pada umumnya dapat dibedakan atas dua kelompok,
yaitu strategi mengelola konflik antar pribadi dan studi mengelola konflik
antar kelompok. Lebih lanjut, studi akan menfokuskan pada strategi mengelola
konifik antar pribadi, yaitu terdiri atas lima indikator: Menarik diri,
Memaksa, Mendamaikan, Kompromi, dan Konfrontasi.
2.
Yang dimaksud ibu bekerja dalam penelitian ini
adalah ibu siswa kelas VI yang memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil
dan ibu yang tidak bekerja statusnya sebagai Ibu Rumah Tangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar