Senin, 22 Oktober 2012

Strategi Mengelola Konflik


BAB I
PENDAHULUAN

 A.     Latar Belakang Masalah
Konflik selalu diasosiasikan dengan keadaan emosional yang tidak menyenangkan, seperti halnya dengan kecemasan atau marah, bila seseorang melakukan penanggulangan, ia membuat respon sedemikian rupa sehingga ia dapat menghindarkan diri, lari atau merasa tidak enak atau menangani masalah khusus tersebut.
Konflik timbul dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor penyebab konflik antara lain: Persaingan terhadap sumber-sumber, ketergantungan tugas, kekaburan batas-batas bidang tugas, masalah stasus, dan rintangan dalam komukasi individu atau kelompok. Individu yang sedang berkonflik dapat dilihat dari gejala-gejala yang ditunjukkannya. Gejala-gejala konflik menurut Kusnadi dan Wahyudi (2003 36-38) adalah: 1) Adanya komunikasi yang lemah, 2) Adanya permusuhan atau iri hati antar kelompok, 3) Adanya friksi antara pribadi. 4) Eskalasi arbitrasi, dan 5) Adanya moral yang rendah.
Jhonson (1981) dalam Supratiknya (2005:94) mengatakan bahwa rusaknya suatu hubungan disebabkan oleh kegagalan memecahkan konflik secara konstruktif, adil dan memuaskan kedua belah pihak, bukan oleh munculnya konflik itu sendiri. Studi ini akan menfokuskan pada strategi pengelolaan konflik siswa yang tinjau dari latar belakang ibu yang bekerja dengan yang tidak bekerja.
Yang dimaksud dengan strategi mengelola konflik yaitu suatu siasat atau cara-cara untuk menyelesaikan suatu proses penggalan pencapaian tujuan oleh pihak lain, karena adanya berbagai perbedaan, seperti perbedaan pendapat, nilai- nilai, atau tuntutan masing-masing siswa tersebut. Teori strategi mengelola konflik menurut Supratiknya (2003: 99-100), pada umumnya dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu strategi mengelola konflik antar pribadi dan studi mengelola konflik antar kelompok. Lebih lanjut, studi akan menfokuskan pada strategi mengelola konifik antar pribadi, yaitu terdiri atas lima indikator: Menarik diri, Memaksa, Mendamaikan, Kompromi, dan Konfrontasi.
Gejala-gejala yang ditemukan di SD Negeri 008 Kecamatan Limapuluh antara lain:
1.         Adanya sebagian siswa yang kurang dapat menghindar atas suatu pertentangan nilai-nilai atau perbedaaan pendapat dalam mencapai tujuan.
2.         Adanya sebagian siswa yang kurang mampu untuk mengadakan suatu proses kompromi dalam menyelesaikan suatu perbedaan pandangan, nilai-nilai dan lainnya dalam mencapai tujuan.
3.         Adanya sebagian siswa yang melakukan pemaksaan kehendak kepada orang lain dalam mencapai tujuannya.
4.         Adanya sebagian siswa kurang mampu dalam menjalin kerjasama dengan orang lain dalam menghindari berbagai pertentangan dalam mencapai tujuannya.
Berdasarkan gejala-gejala tersebut di atas, maka penulis mengajukan judul: Perbedaan Strategi Mengelola Konflik Siswa Kelas VI yang Ibunya bekerja dan yang Tidak Bekerja di SD Negeri 008 Kecamatan Limapuluh Tahun Pelajaran 2009/2010.

B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan gejala masalah maka  permasalahan penelitian ini adalah:
1)      Bagaimana gambaran strategi mengelola konflik siswa yang ibunya bekerja di SD Negeri 008 Kecamatan Limapuluh?
2)      Bagaimana gambaran strategi mengelola konflik siswa yang ibunya tidak bekerja di SD Negeri 008 Kecamatan Limapuluh?
3)      Apakah terdapat perbedaan strategi mengelola konflik siswa yang ibunya bekerja dengan yang tidak bekerja di kelas VI SD Negeri 008 Kecamatan Limapuluh?


C.     Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.  Tujuan Penelitian
a.       Untuk mengetahui gambaran strategi mengelola konflik siswa yang ibunya bekerja di SD Negeri 008 Kecamatan Limapuluh.
b.      Untuk mengetahui gambaran strategi mengelola konflik siswa yang ibunya tidak bekerja di SD Negeri 008 Kecamatan Limapuluh.
c.       Untuk mengetahui perbedaan strategi mengelola konflik siswa yang ibunya bekerja dengan yang tidak bekerja di kelas VI SD Negeri 008 Kecamatan Limapuluh.

2.  Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:
1.       Sebagai bahan infomasi bagi pihak sekolah, pihak yang terkait tentang strategi mengelola konflik siswa yang ibunya bekerja dan tidak bekerja.
2.       Sebagai bahan pertimabangan pihak sekolah yang terkait dalam mengambil keputusan tentang proses belajar siswa khususnya strategi dalam menyelesaikan suatu konflik.
3.       Sebagai sarana latiahan bagi penulis untuk melakukan penelitian ilmiah.

D.     Keterkaitan Variabel Penelitian
Penelitian terdiri atas lima indikator yakni strategi mengelola konflik aspek menarik diri, memaksa, mendamaikan, kompromi, dan konfrontasi dengan dua variabel yakni ibu yang bekerja dan tidak bekerja.

Strategi Mengelola Konflik Siswa Ibu Tidak Bekerja
X2
 
Strategi Mengelola Konflik Siswa Ibu Bekerja
X1
 





Dibedakan
 


E.      Definisi Operasional

Definisi operasional pada penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.      Strategi mengelola konflik adalah suatu siasat atau cara-cara untuk menyelesaikan suatu proses penggalan pencapaian tujuan oleh pihak lain, karena adanya berbagai perbedaan, seperti perbedaan pendapat, nilai- nilai, atau tuntutan masing-masing siswa tersebut. Teori strategi mengelola konflik menurut A. Supratiknya (2003: 99-100), pada umumnya dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu strategi mengelola konflik antar pribadi dan studi mengelola konflik antar kelompok. Lebih lanjut, studi akan menfokuskan pada strategi mengelola konifik antar pribadi, yaitu terdiri atas lima indikator: Menarik diri, Memaksa, Mendamaikan, Kompromi, dan Konfrontasi.
2.      Yang dimaksud ibu bekerja dalam penelitian ini adalah ibu siswa kelas VI yang memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil dan ibu yang tidak bekerja statusnya sebagai Ibu Rumah Tangga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar