BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi bahasan tentang: (1) konsep
tentang media infocus dengan OHP (Over Head Projector), (2)
permasalahan, (3) pembatasan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat
penelitian, dan (6) definisi operasional.
1.1
Latar Belakang
Semakin majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi membawa implikasi meluasnya
cakrawala manusia dalam berbagai
bidang pengetahuan, sehingga setiap generasi penerus harus belajar lebih banyak untuk menjadi
manusia terdidik sesuai dengan
perkembangan zaman. Hal ini
membawa implikasi pada lapangan pendidikan yang menuntut sistem pendidikan dan latihan yang dapat dilaksanakan lebih efisien dan efektif. Untuk itu, perlu ada media dalam mengkomunikasikan segala
macam pengetahuan dan pesan, baik secara
verbal maupun non-verbal.
Media
pengajaran di dalam proses belajar mengajar sangat besar manfaatnya. Beberapa
manfaat media pengajaran dalam proses belajar mengajar adalah meletakkan
dasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir dan mengurangi verbalisme. Pengajaran
hanya penuturan kata-kata dari guru maka ia bersifat verbalisme. Hal ini akan
teratasi dengan media. (2) Memperbesar perhatian siswa terhadap bahan
pengajaran yang diajarkan. (3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk
perkembangan belajar dan membuat pelajaran lebih mantap. (4) Memberikan
pengalaman nyata kepada siswa dan menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di
kalangan para siswa. (5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontiniu. (6)
Membantu tumbuhnya pengertian dan perkembangan bahasa. (7) Memberikan pengalaman
yang tidak mudah dengan cara lain.
Menurut Sudjana dan
Rivai, (1991: 2), manfaat media pengajaran adalah : (1) Pengajaran akan lebih
menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. (2) Bahan
pengajaran lebih jelas maksudnya, sehingga lebih mudah dipahami siswa. (3)
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata guru. (4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan
belajar seperti mengamati, mencoba, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Menurut Fathurrahman, dkk. dalam Sutikno (2007:
173), menyebutkan bahwa dalam aktivitas pembelajaran, media dapat
didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan
dalam interaksi yang berlangsung antara
pendidik dengan peserta didik.
Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik
dalam konsep maupun faktanya.
Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali
bersentuhan dengan hal-hal
yang bersifat kompleks, maya dan
berada di balik realitas. Karena
itu, media memiliki andil untuk
menjelaskan hal-hal yang abstrak
dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi. Ketidakjelasan atau
kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam
mengkomunikasikan materi pelajaran.
Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah
dikenal dewasa ini, dan yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dan
yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang
sendiri oleh guru.
Peranan guru dalam
pemanfaatan media dan teknologi secara kreatif
adalah menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif bagi timbulnya
motivasi anak dalam kegiatan pembelajaran pada kelas melalui media infocus
dengan OHP (Over Head Projector). Penggunaan
media atau alat-alat modern di dalam pembelajaran bukan berarti menganti cara
mengajar yang baik, melainkan untuk melengkapi dan membantu para guru dalam
menyampaikan materi atau informasi kepada siswa. Dengan menggunakan media diharapkan
terjadinya komunikasi yang komunikatif, siswa mudah memahami maksud dan materi yang disampaikan
guru di depan kelas, kemudian juga sebaliknya guru mudah mentransfer ilmu
pengetahuan kepada siswa, melalui media guru dapat membuat contoh-contoh,
interpretasi-interpretasi sehingga siswa mendapat kesamaan arti sesama mereka.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah bila
dibantu dengan sarana visual, di mana 11% dari yang dipelajari terjadi lewat
indera pendengaran, sedangkan 83% lewat indera penglihatan. Di samping itu,
dikemukakan bahwa kemampuan mengingat 20% dari apa yang didengar, namun dapat
mengingat 50% dari apa yang dilihat dan didengar (http://www.google.com, 2007).
Penelitian ini dilaksanakan pada
kelas XI.1 dan XI. 2 SMA Negeri 3 Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, alasan
penulis melakukan penelitian hanya pada dua kelas saja, karena selain masih
rendahnya aktivitas belajar siswa pada kelas ini, juga untuk melihat
perbandingan kemampuan menulis karangan narasi antara kelas XI.1 yang diberikan
media infocus dengan OHP (Over Head Projector) dengan kelas XI.2 yang tidak
mendapat media infocus dengan OHP (Over Head Projector).
Apabila hal ini
dibiarkan terus menerus akan berdampak merugikan siswa dan suasana
pembelajaran. Sehubungan dengan hal di atas, maka penulis mengangkatnya menjadi
penelitian dengan judul: Perbedaan Antara Penggunaan Media Infocus dan Media OHP
(Over Head Projector) Kelas XI SMA Negeri 3 Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru.
Pentingnya kemampuan yang tinggi dalam menulis
karangan narasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia, sangat membantu siswa dalam
menceritakan atau memaparkan tentang peristiwa yang pernah dilihat atau
dialaminya. Tuntutan terhadap siswa untuk memiliki kemampuan menulis karangan
narasi, harus diupayakan secara maksimal melalui pembelajaran, di antaranya
yaitu menggunakan media infocus dengan OHP (Over Head Projector). Keunggulan
penggunaan media infocus dengan OHP (Over Head Projector) yaitu memperjelas,
memudahkan dan memperindah kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada
peserta didik, terutama kepada siswa yang memiliki kemampuan masih rendah untuk
menulis karangan narasi, sehingga dengan adanya media infocus dengan OHP (Over
Head Projector) diharapkan dapat mengefektifkan penyampaian materi pembelajaran
tentang karangan narasi.
1.2
Permasalahan
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka dapat disusun
suatu permasalahan dalam penelitian ini, yakni: adakah perbedaan yang
signifikan antara penggunaan media infocus dan OHP (Over Head Projector) siswa
kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru?
1.3
Pembatasan Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan permasalahan di atas, penulis melakukan pemabatsan masalah
dalam penelitian ini. Pembatasan masalah dimaksud agar hasil penelitian menjadi
lebih terarah, hasil yang diperoleh lebih akurat. Di samping itu, pembatasan
ini dilakukan karena keterbatasan yang penulis miliki, baik dari segi waktu,
tenaga dan kemampuan.
Demikian
banyaknya cakupan materi yang berhubungan dengan menulis, maka penulis hanya
mengkaji karangan narasi dan media pembelajaran yang digunakan, yaitu media Infocus
dan media OHP (Over Head Projector). Media Infocus dan OHP (Over Head
Projector) yang digunakan berisi berbagai peristiwa, dan aktifitas masyarakat
sehari-hari
1.4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan
antara penggunaan media infocus dan OHP (Over Head Projector) siswa kelas XI
Bahasa pada SMA Negeri 3 Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru.
1.5
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi peneliti, untuk mempertajam wawasan peneliti tentang perbedaan
penggunaan media infocus dengan OHP (Over Head Projector) terhadap kemampuan
menulis karangan narasi siswa.
2. Bagi
siswa, untuk memberikan umpan balik agar mengetahui
kelebihan dan kelemahannya dalam
pembelajaran menulis karangan narasi.
3. Bagi guru, untuk meningkatkan
interaksi belajar dengan mencari alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.
4. Bagi sekolah, temuan penelitian ini dapat dijadikan
tolok ukur untuk mencerahkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan hasil
belajar siswa di SMA
Negeri 3 Kecamatan Rumbai Pekanbaru.
1.6
Definisi Operasional
Agar
tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah yang terdapat dalam penelitian
ini, maka perlu dijelaskan sebagai berikut:
1. Media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan untuk
memaksimalkan kegiatan pembelajaran terhadap siswa, yaitu melalui media infocus
dengan OHP (Over Head Projector) tipe visual.
2. Kemampuan menulis karangan narasi adalah potensi yang dimiliki siswa untuk memahami
dan menyampaikan kisah atau kejadian nyata tentang seluruh aktivitas
kehidupan melalui pemikiran kreatif tentang ide, pendapat, gagasan, dan kreasi
yang memiliki makna penting untuk dicermati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar