Senin, 22 Oktober 2012

Media Pembelajaran


BAB I

PENDAHULUAN



Bab ini berisi bahasan tentang: (1) konsep tentang media infocus dengan OHP (Over Head Projector), (2) permasalahan, (3) pembatasan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, dan (6) definisi operasional.

1.1         Latar Belakang
Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa implikasi meluasnya cakrawala manusia dalam berbagai bidang pengetahuan, sehingga setiap generasi penerus harus belajar lebih banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan per­kembangan zaman. Hal ini membawa implikasi pada lapangan pendidikan yang menuntut sistem pen­didikan dan latihan yang dapat dilaksanakan lebih efisien dan efektif. Untuk itu, perlu ada media dalam mengkomunikasikan segala macam pengetahuan dan pesan, baik secara verbal maupun non-verbal.
Media pengajaran di dalam proses belajar mengajar sangat besar manfaatnya. Beberapa manfaat media pengajaran dalam proses belajar mengajar adalah meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir dan mengurangi verbalisme. Pengajaran hanya penuturan kata-kata dari guru maka ia bersifat verbalisme. Hal ini akan teratasi dengan media. (2) Memperbesar perhatian siswa terhadap bahan pengajaran yang diajarkan. (3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar dan membuat pelajaran lebih mantap. (4) Memberikan pengalaman nyata kepada siswa dan menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan para siswa. (5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontiniu. (6) Membantu tumbuhnya pengertian dan perkembangan bahasa. (7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah dengan cara lain.
Menurut Sudjana dan Rivai, (1991: 2), manfaat media pengajaran adalah : (1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. (2) Bahan pengajaran lebih jelas maksudnya, sehingga lebih mudah dipahami siswa. (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata guru. (4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, mencoba, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Menurut Fathurrahman, dkk. dalam Sutikno (2007: 173), menyebutkan bahwa dalam aktivitas pem­belajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik.
Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada di balik realitas. Karena itu, media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi. Ketidakjelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran.
Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dan yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dan yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.
Peranan guru dalam pemanfaatan media dan teknologi secara kreatif  adalah menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif bagi timbulnya motivasi anak dalam kegiatan pembelajaran pada kelas melalui media infocus dengan OHP (Over Head Projector). Penggunaan media atau alat-alat modern di dalam pembelajaran bukan berarti menganti cara mengajar yang baik, melainkan untuk melengkapi dan membantu para guru dalam menyampaikan materi atau informasi kepada siswa. Dengan menggunakan media diharapkan terjadinya komunikasi yang komunikatif, siswa mudah memahami maksud dan materi yang disampaikan guru di depan kelas, kemudian juga sebaliknya guru mudah mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, melalui media guru dapat membuat contoh-­contoh, interpretasi-interpretasi sehingga siswa mendapat kesamaan arti sesama mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah bila dibantu dengan sarana visual, di mana 11% dari yang dipelajari terjadi lewat indera pendengaran, sedangkan 83% lewat indera penglihatan. Di samping itu, dikemukakan bahwa kemampuan mengingat 20% dari apa yang didengar, namun dapat mengingat 50% dari apa yang dilihat dan didengar (http://www.google.com, 2007).
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas XI.1 dan XI. 2 SMA Negeri 3 Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, alasan penulis melakukan penelitian hanya pada dua kelas saja, karena selain masih rendahnya aktivitas belajar siswa pada kelas ini, juga untuk melihat perbandingan kemampuan menulis karangan narasi antara kelas XI.1 yang diberikan media infocus dengan OHP (Over Head Projector) dengan kelas XI.2 yang tidak mendapat media infocus dengan OHP (Over Head Projector).
Apabila hal ini dibiarkan terus menerus akan berdampak merugikan siswa dan suasana pembelajaran. Sehubungan dengan hal di atas, maka penulis mengangkatnya menjadi penelitian dengan judul: Perbedaan Antara Penggunaan Media Infocus dan Media OHP (Over Head Projector) Kelas XI SMA Negeri 3 Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru.
Pentingnya kemampuan yang tinggi dalam menulis karangan narasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia, sangat membantu siswa dalam menceritakan atau memaparkan tentang peristiwa yang pernah dilihat atau dialaminya. Tuntutan terhadap siswa untuk memiliki kemampuan menulis karangan narasi, harus diupayakan secara maksimal melalui pembelajaran, di antaranya yaitu menggunakan media infocus dengan OHP (Over Head Projector). Keunggulan penggunaan media infocus dengan OHP (Over Head Projector) yaitu memperjelas, memudahkan dan memperindah kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik, terutama kepada siswa yang memiliki kemampuan masih rendah untuk menulis karangan narasi, sehingga dengan adanya media infocus dengan OHP (Over Head Projector) diharapkan dapat mengefektifkan penyampaian materi pembelajaran tentang karangan narasi.



1.2         Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disusun suatu permasalahan dalam penelitian ini, yakni: adakah perbedaan yang signifikan antara penggunaan media infocus dan OHP (Over Head Projector) siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru?


1.3         Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, penulis melakukan pemabatsan masalah dalam penelitian ini. Pembatasan masalah dimaksud agar hasil penelitian menjadi lebih terarah, hasil yang diperoleh lebih akurat. Di samping itu, pembatasan ini dilakukan karena keterbatasan yang penulis miliki, baik dari segi waktu, tenaga dan kemampuan.
Demikian banyaknya cakupan materi yang berhubungan dengan menulis, maka penulis hanya mengkaji karangan narasi dan media pembelajaran yang digunakan, yaitu media Infocus dan media OHP (Over Head Projector). Media Infocus dan OHP (Over Head Projector) yang digunakan berisi berbagai peristiwa, dan aktifitas masyarakat sehari-hari
1.4         Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan antara penggunaan media infocus dan OHP (Over Head Projector) siswa kelas XI Bahasa pada SMA Negeri 3 Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru.
1.5         Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagi peneliti, untuk mempertajam wawasan peneliti tentang perbedaan penggunaan media infocus dengan OHP (Over Head Projector) terhadap kemampuan menulis karangan narasi siswa.
2.  Bagi siswa, untuk memberikan umpan balik agar mengetahui kelebihan dan kelemahannya dalam pembelajaran menulis karangan narasi.
3.   Bagi guru, untuk meningkatkan interaksi belajar dengan mencari alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
4.   Bagi sekolah, temuan penelitian ini dapat dijadikan tolok ukur untuk mencerahkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri 3 Kecamatan Rumbai Pekanbaru.

1.6         Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan sebagai berikut:
1.   Media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran terhadap siswa, yaitu melalui media infocus dengan OHP (Over Head Projector) tipe visual.
2.  Kemampuan menulis karangan narasi adalah potensi yang dimiliki siswa untuk memahami dan menyampaikan kisah atau kejadian nyata tentang seluruh aktivitas kehidupan melalui pemikiran kreatif tentang ide, pendapat, gagasan, dan kreasi yang memiliki makna penting untuk dicermati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar