BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi kini semakin berkembang pesat dan menyebabkan
perubahan yang terjadi dalam masyarakat semakin dinamis. Untuk itu diperlukan
usaha untuk mempersiapkan warga Indonesia yang mampu bersaing bebas dan
memiliki ketangguhan berpikir, bersikap, dan bertindak berdasarkan pemahaman
tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip sains atau biologi serta penerapannya
melalui kurikulum sains.
Salah satu
tujuan pembelajaran sains di Sekolah adalah supaya siswa memiliki pengetahuan,
keterampilan menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi, dan
mengkaji prinsip sains yang sudah dimanfaatkan dalam produk teknologi dengan
memperhatikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Tercapainya
tujuan pendidikan sains membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas baik
fisik ataupun mental dapat diperoleh melalui kegiatan di bidang pendidikan.
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya
manusia yang berkualitas.
|
Kenyataan
di lapangan, siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi seharusnya lebih
bersemangat, mudah mempelajari dan mengikuti proses pembelajaran yang
diberikan, karena ia telah memiliki pengetahuan dasar tentang materi pelajaran
yang akan diberikan, akan tetapi guru belum mampu menggali pengetahuan awal siswa
tersebut. Sebaliknya siswa yang memiliki pengetahuan awal rendah diduga kurang
dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Kenyataan ini menuntut perlunya proses
pembelajaran yang dapat menggali dan mengembangkan pengetahuan siswa dan
membawanya mencapai prestasi belajar optimal.
Mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Menengah Pertama Negeri
(SMPN) 6 Pinggir merupakan salah satu
mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa terlihat dari perolehan hasil
belajar siswa yang selalu kurang memuaskan dilihat dari hasil Ujian Nasional
T.P. 2008/2009 rata-rata 5,25 dengan jumlah siswa sebanyak 37 orang.
Untuk
mewujudkan pendidikan sains diperlukan suatu model pembelajaran sains yang
berkaitan dengan ilmu dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Pengaruh sains
melalui pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) diduga merupakan salah satu
alternatif untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa sekaligus mempersiapkan
siswa supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Dalam proses
pembelajaran sebaiknya siswa dihadapkan pada masalah yang ada dalam masyarakat,
sehingga terasa manfaat bagi kehidupannya.
Topik yang
diajarkan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) adalah
Perkembang biakkan Tumbuhan. Topik ini sangat berkaitan dengan isu yang
berkembang saat ini yaitu menciptakan lingkungan indah, nyaman, dan sehat yang
mengikuti Era Globalisasi dan Otonomi Daerah, serta mampu mensejahterakan semua
warga negara Indonesia. Pada Otonomi Daerah, di lingkungannya ingin
mengembangkan agribisnis dan pariwisata dalam menunjang program Otonomi Daerah
perlu dirancang suatu pembelajaran IPA (Biologi) yang tepat, menarik, dan mampu
menggali potensi siswa sehingga cocok untuk diterapkan pada kehidupan
sehari-hari.
Pengenalan
siswa mencari dan menyimpulkan masalah atau isu yang ada di lingkungan, diikuti
oleh pemecahan masalah yang telah dimunculkan pada awal pertemuan serta
diakhiri dengan pemantapan pemahaman konsep oleh guru. Hal ini merupakan salah
satu alternatif proses pembelajaran. Konsep sains dan teknologi yang telah
dibentuk oleh siswa selama pembelajaran, diperoleh melalui latihan
menyelesaikan tugas atau masalah dalam disiplin ilmunya, yang kemudian dapt
diterapkan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupannya.
Guru harus
mampu melibatkan siswa ke dalam kegiatan belajar secara optimal, misalnya siswa
diberi latihan untuk mencari isu sains dan teknologi yang ada di sekelilingnya
(di masyarakat). Permasalahan tersebut dibawa ke dalam kelas untuk
didiskusikan, kemudian dicari bersama-sama pemecahannya. Kegiatan tersebut akan
merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa dan tidak akan terlupakan.
Siswa akan lebih kreatif dan akan banyak bertanya pada guru sebagai nara
sumber, mencari buku-buku sumber, dan aktif melakukan pengamatan. Siswa diharapkan
menikmati kegiatan sains dengan bimbingan dan tuntunan guru sains yang
berfungsi sebagai fasilitator.
Berdasarkan
pengamatan penulis pada tanggal 09 Februari 2009 di kelas IX3 SMPN 6 Pinggir,
siswa belum dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber ilmu sebagai
pengetahuan awal mereka sehingga siswa belum dapat mengkaitkan pembelajaran
sains dengan lingkungan yang ada di sekitar mereka.
Peneliti
mencoba mengadakan penelitian yang bersifat kolaborasi yang tidak terlepas dari
prinsip sains di atas. Hal ini sejalan dengan proses pendidikan umumnya serta
proses pembelajaran khususnya, pada jenjang Sekolah Menengah Pertama, bukanlah
menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan yang sebanyak-banyaknya tetapi
harus menghasilkan lulusan yang memiliki serangkaian keterampilan atau
kemampuan serta sikap dan nilai penting yang berguna untuk melanjutkan
pendidikan serta untuk hidup dan bekerja di masyarakat.
B. Identifikasi Masalah
Memperhatikan
uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah
yang timbul, antara lain :
- Guru
belum memperhatikan kemampuan awal yang dimilki siswa
- Minimnya
peralatan laboratorium untuk kegiatan praktikum
- Penggunaan
media pembelajaran belum optimal
- Pembelajaran
masih berpusat kepada guru
- Pendekatan
yang digunakan dalam pembelajaran masih bersifat tradisional
- Hasil
belajar IPA siswa masih belum optimal
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah di atas, banyak pertanyaan yang dapat diajukan tentang
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa. Mengingat
berbagai keterbatasan peneliti baik dari segi kemampuan akademik, biaya, tenaga
maupun waktu, maka tidak mungkin semua variabel yang berpengaruh terhadap hasil
belajar IPA siswa tersebut diteliti. Oleh karena itu dalam penelitian
ini peneliti akan membatasi permasalahan pada penggunaan pendekatan
pembelajaran untuk mata pelajaran IPA, yaitu membandingkan hasil belajar siswa
dengan pengetahuan awal tinggi dengan penggunaan pendekatan STM dengan hasil
belajar siswa menggunakan pendekatan non STM. Dan hasil belajar siswa dengan
pengetahuan awal rendah dengan penggunaan pendakatan STM dan dengan
pembelajaran menggunakan pendekatan non STM.
D. Perumusan Masalah
Dari uraian
di atas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
- Apakah
terdapat pengaruh pendekatan Sains Teknologi Masyarakat terhadap hasil
belajar IPA?
- Apakah
terdapat pengaruh pengetahuan awal tinggi yang diajar dengan Sain
Teknologi Masyarakat terhadap hasil belajar IPA?
- Apakah
terdapat pengaruh pengetahuan awal rendah yang diajar dengan Sain
Teknologi Masyarakat terhadap hasil belajar IPA?
- Apakah
terdapat interaksi antara pendekatan sains teknologi masyarakat dan
pengetahuan awal dengan hasil belajar IPA?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan:
- Pengaruh
pendekatan Sains Teknologi Masyarakat terhadap hasil belajar IPA
- Pengaruh
pengetahuan awal tinggi yang diajar dengan Sain Teknologi Masyarakat
terhadap hasil belajar IPA
- Pengaruh
pengetahuan awal rendah yang diajar dengan Sain Teknologi Masyarakat
terhadap hasil belajar IPA
- Interaksi
antara pendekatan sains teknologi masyarakat dan pengetahuan awal dengan
hasil belajar IPA.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil
penelitian diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran perkembangbiakkan
tumbuhan di SMP sebagai upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
siswa. Secara rinci manfaat
yang dapat diambil dari hasil penelitan ini adalah :
1. Toeritik
a. Sebagai bahan masukkan yang baik dalam
pengembangan konsep atau koreksi terhadap kurikulum yang akan datang ditingkat
SMP
b. Sebagai bahan informasi awal bagi
penelitian selanjutnya dibidang yang sama.
2. Praktik
a. Sebagai contoh konkrit bagi guru biologi
tingkat SMP tentang pendekatan Sains Teknologi Masyarakat sebagai pendekatan
alternatif untuk meningkatkan penguasaan konsep dan sikap kepedulian siswa pada
konsep perkembangbiakkan tumbuhan.
b. Sebagai masukkan atau umpan balik bagi
guru yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran pada
materi-materi lainnya.
c. Sebagai pengalaman bagi peneliti dan
peneliti lain yang dapt digunakan sebagai langkah awal dalam penelitian dan
pembanding untuk kegiatan yang lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar