Senin, 22 Oktober 2012

Pendekatan STM


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kini semakin berkembang pesat dan menyebabkan perubahan yang terjadi dalam masyarakat semakin dinamis. Untuk itu diperlukan usaha untuk mempersiapkan warga Indonesia yang mampu bersaing bebas dan memiliki ketangguhan berpikir, bersikap, dan bertindak berdasarkan pemahaman tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip sains atau biologi serta penerapannya melalui kurikulum sains.
Salah satu tujuan pembelajaran sains di Sekolah adalah supaya siswa memiliki pengetahuan, keterampilan menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi, dan mengkaji prinsip sains yang sudah dimanfaatkan dalam produk teknologi dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Tercapainya tujuan pendidikan sains membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas baik fisik ataupun mental dapat diperoleh melalui kegiatan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia yang berkualitas.
1
 
Pendidikan sains di sekolah selama ini terlalu teoritis dan banyak hafalan bahasa Latin sehingga dianggap sulit. Proses pembelajaran belum memperhatikan hubungan konsep sains dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa tidak mengenali lingkungannya apalagi mengaplikasikannya. Masalah yang muncul dan berkembang di masyarakat menuntut siswa untuk mampu memecahkan masalah tersebut sekaligus dapat merasakan manfaatnya.
Kenyataan di lapangan, siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi seharusnya lebih bersemangat, mudah mempelajari dan mengikuti proses pembelajaran yang diberikan, karena ia telah memiliki pengetahuan dasar tentang materi pelajaran yang akan diberikan, akan tetapi guru belum mampu menggali pengetahuan awal siswa tersebut. Sebaliknya siswa yang memiliki pengetahuan awal rendah diduga kurang dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Kenyataan ini menuntut perlunya proses pembelajaran yang dapat menggali dan mengembangkan pengetahuan siswa dan membawanya mencapai prestasi belajar optimal.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)  6 Pinggir merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa terlihat dari perolehan hasil belajar siswa yang selalu kurang memuaskan dilihat dari hasil Ujian Nasional T.P. 2008/2009 rata-rata 5,25 dengan jumlah siswa sebanyak 37 orang.
Untuk mewujudkan pendidikan sains diperlukan suatu model pembelajaran sains yang berkaitan dengan ilmu dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Pengaruh sains melalui pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) diduga merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa sekaligus mempersiapkan siswa supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa dihadapkan pada masalah yang ada dalam masyarakat, sehingga terasa manfaat bagi kehidupannya.
Topik yang diajarkan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) adalah Perkembang biakkan Tumbuhan. Topik ini sangat berkaitan dengan isu yang berkembang saat ini yaitu menciptakan lingkungan indah, nyaman, dan sehat yang mengikuti Era Globalisasi dan Otonomi Daerah, serta mampu mensejahterakan semua warga negara Indonesia. Pada Otonomi Daerah, di lingkungannya ingin mengembangkan agribisnis dan pariwisata dalam menunjang program Otonomi Daerah perlu dirancang suatu pembelajaran IPA (Biologi) yang tepat, menarik, dan mampu menggali potensi siswa sehingga cocok untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Pengenalan siswa mencari dan menyimpulkan masalah atau isu yang ada di lingkungan, diikuti oleh pemecahan masalah yang telah dimunculkan pada awal pertemuan serta diakhiri dengan pemantapan pemahaman konsep oleh guru. Hal ini merupakan salah satu alternatif proses pembelajaran. Konsep sains dan teknologi yang telah dibentuk oleh siswa selama pembelajaran, diperoleh melalui latihan menyelesaikan tugas atau masalah dalam disiplin ilmunya, yang kemudian dapt diterapkan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupannya.
Guru harus mampu melibatkan siswa ke dalam kegiatan belajar secara optimal, misalnya siswa diberi latihan untuk mencari isu sains dan teknologi yang ada di sekelilingnya (di masyarakat). Permasalahan tersebut dibawa ke dalam kelas untuk didiskusikan, kemudian dicari bersama-sama pemecahannya. Kegiatan tersebut akan merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa dan tidak akan terlupakan. Siswa akan lebih kreatif dan akan banyak bertanya pada guru sebagai nara sumber, mencari buku-buku sumber, dan aktif melakukan pengamatan. Siswa diharapkan menikmati kegiatan sains dengan bimbingan dan tuntunan guru sains yang berfungsi sebagai fasilitator.
Berdasarkan pengamatan penulis pada tanggal 09 Februari 2009 di kelas IX3 SMPN 6 Pinggir, siswa belum dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber ilmu sebagai pengetahuan awal mereka sehingga siswa belum dapat mengkaitkan pembelajaran sains dengan lingkungan yang ada di sekitar mereka.
Peneliti mencoba mengadakan penelitian yang bersifat kolaborasi yang tidak terlepas dari prinsip sains di atas. Hal ini sejalan dengan proses pendidikan umumnya serta proses pembelajaran khususnya, pada jenjang Sekolah Menengah Pertama, bukanlah menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan yang sebanyak-banyaknya tetapi harus menghasilkan lulusan yang memiliki serangkaian keterampilan atau kemampuan serta sikap dan nilai penting yang berguna untuk melanjutkan pendidikan serta untuk hidup dan bekerja di masyarakat.




B. Identifikasi Masalah
Memperhatikan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang timbul, antara lain :
  1. Guru belum memperhatikan kemampuan awal yang dimilki siswa
  2. Minimnya peralatan laboratorium untuk kegiatan praktikum
  3. Penggunaan media pembelajaran belum optimal
  4. Pembelajaran masih berpusat kepada guru
  5. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran masih bersifat tradisional
  6. Hasil belajar IPA siswa masih belum optimal

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, banyak pertanyaan yang dapat diajukan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa. Mengingat berbagai keterbatasan peneliti baik dari segi kemampuan akademik, biaya, tenaga maupun waktu, maka tidak mungkin semua variabel yang berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa tersebut diteliti. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti akan membatasi permasalahan pada penggunaan pendekatan pembelajaran untuk mata pelajaran IPA, yaitu membandingkan hasil belajar siswa dengan pengetahuan awal tinggi dengan penggunaan pendekatan STM dengan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan non STM. Dan hasil belajar siswa dengan pengetahuan awal rendah dengan penggunaan pendakatan STM dan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan non STM.
D. Perumusan Masalah
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
  1. Apakah terdapat pengaruh pendekatan Sains Teknologi Masyarakat terhadap hasil belajar IPA?
  2. Apakah terdapat pengaruh pengetahuan awal tinggi yang diajar dengan Sain Teknologi Masyarakat terhadap hasil belajar IPA?
  3. Apakah terdapat pengaruh pengetahuan awal rendah yang diajar dengan Sain Teknologi Masyarakat terhadap hasil belajar IPA?
  4. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan sains teknologi masyarakat dan pengetahuan awal dengan hasil belajar IPA?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan:
  1. Pengaruh pendekatan Sains Teknologi Masyarakat terhadap hasil belajar IPA
  2. Pengaruh pengetahuan awal tinggi yang diajar dengan Sain Teknologi Masyarakat terhadap hasil belajar IPA
  3. Pengaruh pengetahuan awal rendah yang diajar dengan Sain Teknologi Masyarakat terhadap hasil belajar IPA
  4. Interaksi antara pendekatan sains teknologi masyarakat dan pengetahuan awal dengan hasil belajar IPA.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran perkembangbiakkan tumbuhan di SMP sebagai upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Secara rinci manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitan ini adalah :
1.      Toeritik
a.       Sebagai bahan masukkan yang baik dalam pengembangan konsep atau koreksi terhadap kurikulum yang akan datang ditingkat SMP
b.      Sebagai bahan informasi awal bagi penelitian selanjutnya dibidang yang sama.
2.      Praktik
a.       Sebagai contoh konkrit bagi guru biologi tingkat SMP tentang pendekatan Sains Teknologi Masyarakat sebagai pendekatan alternatif untuk meningkatkan penguasaan konsep dan sikap kepedulian siswa pada konsep perkembangbiakkan tumbuhan.
b.      Sebagai masukkan atau umpan balik bagi guru yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran pada materi-materi lainnya.
c.       Sebagai pengalaman bagi peneliti dan peneliti lain yang dapt digunakan sebagai langkah awal dalam penelitian dan pembanding untuk kegiatan yang lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar