BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Iklim kehidupan keluarga yang memberikan kesempatan secara maksimal
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak akan dapat membantu anak memiliki
kebebasan psikologis untuk mengungkapkan perasaannya. Dengan cara demikian,
remaja akan senatiasa merasa bahwa dirinya dihargai oleh orang tua dan anggota
keluarga lainnya. Dalam lingkungan keluarga, harga diri anak akan berkembang
dengan baik karena merasa dihargai, diterima, dicintai, dan dihormati sebagai
manusia.
Alex Sobur (1991: 23), mengatakan bahwa sebenarnya anak-anak yang diasuh
secara langsung oleh
ibu dan ayah adalah anak-anak yang beruntung, karena mereka tidak hanya
mengalami satu tetapi beberapa pendekatan yang membuatnya dewasa. Proses
pendewasaan ini akan banyak menentukan pembentukan kepribadian anak kelak. Ia
akan memiliki cara berpikir dan kehidupan perasaan yang kaya dan seimbang
karena terbiasa menghadapi dua macam individu yang berbeda secara dekat dan
terus menerus.
Dengan kasih sayang dari kedua belah pihak, anak akan mendapat banyak pengalaman
dalam hal berhubungan dengan wanita dan pria dewasa. Pengalaman ini besar
manfaatnya dalam membina kemampuannya berhubungan dengan pria dewasa lain. Ia
akan lebih mudah bergaul dan lebih bebas menyatakan pikiran dan perasaan pada orang lain.
Dalam konteks bimbingan
orang tua terhadap kegiatan belajar anak di rumah, Hoffman (1989) dalam Moh.
Ali dan Moh. Asrori (2004: 102), mengemukakan 3 (tiga) jenis pola asuh orang
tua, yaitu:
1)
Pola asuh bina kasih
Pola asuh bina
kasih adalah pola asuh yang diterapkan orang
tua dalam mendidik anaknya dengan senantiasa memberikan penjelasan yang masuk
akal terhadap setiap keputusan dan asuh yang diambil bagi anaknya.
2)
Pola asuh unjuk kuasa
Pola asuh unjuk kuasa adalah pola asuh yang
diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan senantiasa memaksakan kehendaknya untuk
dipatuhi oleh anak meskipun sebenarnya anak tidak dapat menerimanya.
3)
Pola asuh lepas kasih
Pola asuh lepas kasih adalah pola asuh yang
diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan cara menarik sementara cinta
kasihnya ketika anak tidak menjalankan apa yang dikehendaki orang tuanya tetapi
jika anak sudah mau melaksanakan apa yang dikehendaki orang tuanya maka cinta
kasihnya itu dikembalikan seperti sediakala.
Orang tua siswa dari keluarga etnis Tionghoa secara umum adalah berprofesi
sebagai wiraswasta. Dalam kegiatan wiraswasta sangat menyita tenaga dan waktu
yang cukup banyak. Keadaan ini tentu akan memberikan dampak dalam berbagai
aspek kehidupan, termasuk dalam pola asuh orang tua etnis Tionghoa terhadap
kegiatan belajar anak di rumah.
Gejala tentang keunikan dan keistimewaan orang tua etnis Tionghoa dalam
mendidik anak dalam kegiatan belajar di rumah adalah:
1)
Dalam keluarga etnis Tionghoa selalu menjaga kedisiplinan
dalam setiap melakukan aktivitas, termasuk dalam kegiatan belajar anaknya di
rumah.
2)
Anak dididik untuk terbiasa patuh dan hormat kepada orang
tua, apalagi terhadap orang tua yang lebih tua (kakek dan nenek).
3)
Karena suah terlatih dari kecil untuk bekerja, sehingga
anak keluarga etnis Tionghoa lebih rajin dan siap untuk melakukan kegiatan
belajarnya.
4)
Selain dari penerapan aturan-aturan yang ketat, orang tua
pada keluarga etnis Tionghoa menyediakan semua fasilitas yang menunjang
kegiatan belajar anaknya.
Untuk mencari tahu tentang pola asuh orang tua siswa dalam keluarga etnis
Tionghoa terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah, dilakukan penelitian
dengan judul:
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR ANAKNYA DI RUMAH (Studi Pada
Keluarga Etnis Tionghoa Yang Anaknya Sekolah di SD Beer Seba Sukajadi Pekanbaru
Riau).
1.2. Identifikasi Masalah
1.2.1.
Apakah orang tua mendidik
anaknya dengan memberikan penjelasan tentang pelajaran yang sulit.
1.2.2.
Apakah orang tua memaksakan
kehendaknya terhadap anak dalam mengerjakan tugas belajar.
1.2.3.
Apakah orang tua tidak
memperdulikan setiap keberhasilan atau hambatan yang dialami anak dalam
kegiatan belajar.
1.2.4.
Apakah orang tua menyediakan
sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar anak di rumah.
1.3. Pembatasan Masalah
1.3.1.
Subjek penelitian ini adalah
orang tua siswa etnis Tionghoa yang
anaknya sekolah di SD Beer Seba di Kecamatan Sukajadi Pekanbaru Riau.
1.3.2.
Objek penelitian adalah pola
asuh orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah.
1.3.3.
Fokus dalam penelitian adalah
pola asuh orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah khususnya pada
keluarga etnis Tionghoa yang anaknya sekolah di SD Beer Seba Sukajadi Pekanbaru
Riau dilihat dari: pola asuh orang tua bina kasih, pola asuh orang tua unjuk
kuasa, dan pola asuh orang tua lepas kasih.
1.4. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut: “Bagaimanakah pola asuh orang tua terhadap kegiatan belajar
anaknya di rumah, khususnya pada
keluarga etnis Tionghoa yang anaknya sekolah di SD Beer Seba Sukajadi Pekanbaru
Riau?”
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui pola asuh
orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah, khususnya pada keluarga etnis Tionghoa yang anaknya sekolah di SD Beer
Seba Sukajadi Pekanbaru Riau.
1.6. Kegunaan penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai :
1.6.1.
Penelitian ini diharapkan
dapat membantu masyarakat luas agar dapat memahami pentingnya pola asuh
orang tua yang baik, sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar anak untuk
mencapai prestasi yang lebih tinggi, terutama bagi orang tua siswa dari
keluarga etnis Tionghoa.
1.6.2.
Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi tambahan bagi perkembangan ilmu pendidikan khususnya
Pendidikan Luar Sekolah, tentang pola asuh orang tua siswa pada keluarga etnis Tionghoa
terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah.
1.6.3.
Kontribusi tambahan bagi
peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti masalah yang sama.
1.7. Penjelasan Istilah
Untuk mempertegas batasan-batasan konsep dan
pengertian yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dijelaskan istilahnya sebagai berikut:
1.7.1. Pola asuh adalah cara,
gaya atau pola pengasuhan orang tua untuk mendidik, mengasuh anak seoptimal
mungkin.
1.7.2. Orang tua (ayah dan ibu) adalah pasangan yang datang dengan latar belakang yang
berbeda. Perbedaan ini, idealnya akan saling melengkapi sehingga pasangan
akan dapat menjalankan rumah tangga dan perkawinannya dengan lancar. Demikian
pula dalam hal pengasuhan kedua orang tua akan memberikan model yang lengkap
bagi anak-anak dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, kerjasama dalam
pengasuhan atau coparenting adalah hal yang sangat penting (Shehan,
dalam Budi Andayani dan Koentjoro (2004:12).
1.7.3. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan
(Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 128).
1.7.4. Pola asuh orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya di
rumah adalah kegiatan pengasuhan orang tua
pada keluarga etnis Tionghoa dalam kegiatan belajar anaknya di rumah dilihat
dari pola asuh bina kasih, pola asuh unjuk kuasa, dan pola asuh lepas kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar