Minggu, 21 Oktober 2012

Pola Asuh Orang Tua


BAB I

PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah
Iklim kehidupan keluarga yang memberikan kesempatan secara maksimal terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak akan dapat membantu anak memiliki kebebasan psikologis untuk mengungkapkan perasaannya. Dengan cara demikian, remaja akan senatiasa merasa bahwa dirinya dihargai oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya. Dalam lingkungan keluarga, harga diri anak akan berkembang dengan baik karena merasa dihargai, diterima, dicintai, dan dihormati sebagai manusia.
Alex Sobur (1991: 23), mengatakan bahwa sebenarnya anak-anak yang diasuh secara langsung oleh ibu dan ayah adalah anak-anak yang beruntung, karena mereka tidak hanya mengalami satu tetapi beberapa pendekatan yang membuatnya dewasa. Proses pendewasaan ini akan banyak menentukan pembentukan kepribadian anak kelak. Ia akan memiliki cara berpikir dan kehidupan perasaan yang kaya dan seimbang karena terbiasa menghadapi dua macam individu yang berbeda secara dekat dan terus menerus.
Dengan kasih sayang dari kedua belah pihak, anak akan mendapat banyak pengalaman dalam hal berhubungan dengan wanita dan pria dewasa. Pengalaman ini besar manfaatnya dalam membina kemampuannya berhubungan dengan pria dewasa lain. Ia akan lebih mudah bergaul dan lebih bebas menyatakan  pikiran dan perasaan pada orang lain.
Dalam konteks bimbingan orang tua terhadap kegiatan belajar anak di rumah, Hoffman (1989) dalam Moh. Ali dan Moh. Asrori (2004: 102), mengemukakan 3 (tiga) jenis pola asuh orang tua, yaitu:
1)      Pola asuh bina kasih
Pola asuh bina kasih adalah pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan senantiasa memberikan penjelasan yang masuk akal terhadap setiap keputusan dan asuh yang diambil bagi anaknya.

2)      Pola asuh unjuk kuasa
Pola asuh unjuk kuasa adalah pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan senantiasa memaksakan kehendaknya untuk dipatuhi oleh anak meskipun sebenarnya anak tidak dapat menerimanya.

3)      Pola asuh lepas kasih
Pola asuh lepas kasih adalah pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan cara menarik sementara cinta kasihnya ketika anak tidak menjalankan apa yang dikehendaki orang tuanya tetapi jika anak sudah mau melaksanakan apa yang dikehendaki orang tuanya maka cinta kasihnya itu dikembalikan seperti sediakala.

Orang tua siswa dari keluarga etnis Tionghoa secara umum adalah berprofesi sebagai wiraswasta. Dalam kegiatan wiraswasta sangat menyita tenaga dan waktu yang cukup banyak. Keadaan ini tentu akan memberikan dampak dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pola asuh orang tua etnis Tionghoa terhadap kegiatan belajar anak di rumah.
Gejala tentang keunikan dan keistimewaan orang tua etnis Tionghoa dalam mendidik anak dalam kegiatan belajar di rumah adalah:
1)      Dalam keluarga etnis Tionghoa selalu menjaga kedisiplinan dalam setiap melakukan aktivitas, termasuk dalam kegiatan belajar anaknya di rumah.
2)      Anak dididik untuk terbiasa patuh dan hormat kepada orang tua, apalagi terhadap orang tua yang lebih tua (kakek dan nenek).
3)      Karena suah terlatih dari kecil untuk bekerja, sehingga anak keluarga etnis Tionghoa lebih rajin dan siap untuk melakukan kegiatan belajarnya.
4)      Selain dari penerapan aturan-aturan yang ketat, orang tua pada keluarga etnis Tionghoa menyediakan semua fasilitas yang menunjang kegiatan belajar anaknya.
Untuk mencari tahu tentang pola asuh orang tua siswa dalam keluarga etnis Tionghoa terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah, dilakukan penelitian dengan judul:
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR ANAKNYA DI RUMAH (Studi Pada Keluarga Etnis Tionghoa Yang Anaknya Sekolah di SD Beer Seba Sukajadi Pekanbaru Riau).

1.2. Identifikasi  Masalah
1.2.1.      Apakah orang tua mendidik anaknya dengan memberikan penjelasan tentang pelajaran yang sulit.
1.2.2.      Apakah orang tua memaksakan kehendaknya terhadap anak dalam mengerjakan tugas belajar.
1.2.3.      Apakah orang tua tidak memperdulikan setiap keberhasilan atau hambatan yang dialami anak dalam kegiatan belajar.
1.2.4.      Apakah orang tua menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar anak di rumah.
1.3. Pembatasan  Masalah
1.3.1.      Subjek penelitian ini adalah orang tua siswa etnis Tionghoa  yang anaknya sekolah di SD Beer Seba di Kecamatan Sukajadi Pekanbaru Riau.
1.3.2.      Objek penelitian adalah pola asuh orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah.
1.3.3.      Fokus dalam penelitian adalah pola asuh orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah khususnya pada keluarga etnis Tionghoa yang anaknya sekolah di SD Beer Seba Sukajadi Pekanbaru Riau dilihat dari: pola asuh orang tua bina kasih, pola asuh orang tua unjuk kuasa, dan pola asuh orang tua lepas kasih.

1.4. Perumusan  Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah pola asuh orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah, khususnya pada keluarga etnis Tionghoa yang anaknya sekolah di SD Beer Seba Sukajadi Pekanbaru Riau?”

1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui pola asuh orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah, khususnya pada keluarga etnis Tionghoa yang anaknya sekolah di SD Beer Seba Sukajadi Pekanbaru Riau.


1.6. Kegunaan penelitian
Hasil  penelitian ini diharapkan  dapat berguna sebagai :
1.6.1.          Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat luas agar dapat memahami pentingnya pola asuh orang tua yang baik, sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar anak untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi, terutama bagi orang tua siswa dari keluarga etnis Tionghoa.
1.6.2.          Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi perkembangan ilmu pendidikan khususnya Pendidikan Luar Sekolah, tentang pola asuh orang tua siswa pada keluarga etnis Tionghoa terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah.
1.6.3.          Kontribusi tambahan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti masalah yang sama.

1.7. Penjelasan Istilah
Untuk mempertegas batasan-batasan konsep dan pengertian yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dijelaskan istilahnya sebagai berikut:
1.7.1.      Pola asuh adalah cara, gaya atau pola pengasuhan orang tua untuk mendidik, mengasuh anak seoptimal mungkin.
1.7.2.      Orang tua (ayah dan ibu) adalah pasangan yang datang dengan latar belakang yang berbeda. Perbedaan ini, idealnya akan saling melengkapi sehingga pasangan akan dapat menjalankan rumah tangga dan perkawinannya dengan lancar. Demikian pula dalam hal pengasuhan kedua orang tua akan memberikan model yang lengkap bagi anak-anak dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, kerjasama dalam pengasuhan atau coparenting adalah hal yang sangat penting (Shehan, dalam Budi Andayani dan Koentjoro (2004:12).
1.7.3.      Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 128).
1.7.4.      Pola asuh orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah adalah kegiatan pengasuhan orang tua pada keluarga etnis Tionghoa dalam kegiatan belajar anaknya di rumah dilihat dari pola asuh bina kasih, pola asuh unjuk kuasa, dan pola asuh lepas kasih.







                                                                                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar