Senin, 22 Oktober 2012

Kecerdasan Emosional


BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang Masalah

Pendapat lama menunjukkan bahwa kualitas inteligensi, kecerdasan dalam ukuran intelektual atau tataran kognitif yang tinggi dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar atau meraih kesuksesan dalam hidupnya. Namun, baru-baru ini telah berkembang pandangan lain yang mengatakan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan (kesuksesan) hidup seseorang, bukang semata-mata ditentukan oleh tingginya kecerdasan intelektual, tetapi faktor kemantapan emosional (Daniel Goleman, dalam Syamsu Yusuf, dkk., 2006: 239).
Menurut Daniel (Syamsu Yusuf, dkk, 2006: 239) bahwa banyak orang gagal dalam hidupnya bukan karena kecerdasan intelektualnya rendah, namun karena mereka kurang memiliki kecerdasan emosional. Tidak sedikit orang yang sukses dalam hidupnya karena mereka memiliki kecerdasan emosional, meskipun inteligensi intelektualnya (IQ) hanya pada tingkat rata-rata.
Kecerdasan emosional ini semakin perlu dipahami, dimiliki dan diperhatikandalam pengembangannya, mengingat kondisi kehidupan dewasa ini semakin kompleks. Kehidupan yang semakin kompleks ini memberikan dampak yang sangat buruk terhadap kehidupan emosional seseorang.
Dalam hal ini, Daniel Goleman (Syamsu Yusuf, dkk., 2006: 240) mengemukakan bahwa hasil surveinya terhadap para orang tua dan guru, yang hasilnya menunjukkan bahwa ada kecenderungan yang sama di seluruh dunia, yaitu generasi sekarang lebih banyak mengalami kesulitan emosional dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Mereka menampilkan sifat-sifat: 1) Lebih kesepian dan pemurung, 2) Lebih beringasan dan kurang menghargai sopan santun, 3) Lebih gugup dan mudah cemas, dan 4) Lebih impulsif (mengikuti kemauan naluriah/ instinktif tanpa pertimbangan akal sehat) dan agresif.
Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan terlihat gejala-gejala, seperti:
1.        Sebagian siswa menampilkan emosional yang kurang stabil, seperti mudah menangis atau menjerit jika marah.
2.        Rasa tanggung jawab yang kurang baik, seperti lalai mengerjakan tugas sekolah, lupa kalau sedang tugas piket.
3.        Penyesuaian sosial yang sulit, seperti merasa canggung dalam kelompok, kesulitan dalam memilih kawab akrab.
4.        Sebagian siswa memiliki kemampuan komunikasi yang kurang menunjang, seperti mudah gugup menyampaikan pertanyaan atau pendapat di kelas.
Keadaan ini memberikan indikasi adanya kencenderungan siswa  mengalami kesulitan dalam mengendalikan kecerdasan emosionalnya. Untuk membantu para siswa mengembangkan kecerdasan emosional untuk peningkatan prestasi belajar di sekolah, maka pemberian layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan penting.
Untuk menelaah lebih mendalam tentang kaitan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru Penghidupan di Kecamatan Kampar Kiri, penulis tertarik melakukan penelitian.

B.      Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.       Bagaimanakah gambaran kecerdasan emosional siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru Penghidupan?
2.       Bagaimanakah gambaran prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri.
3.       Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri?

C.     Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:
1.       Mengetahui gambaran kecerdasan emosional siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri.
2.       Mengetahui gambaran prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri.
3.       Mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri.
D.     Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat sebagai:
1.       Untuk mengumpulkan data secara ilmiah dimana hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan keputusan atau kebijakan oleh kepala sekolah atau pejabat yang berwenang dalam melaksanakan bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
2.       Kontribusi data bagi guru Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri, dalam memahamai kaitan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa di sekolah dasar.
3.       Informasi tambahan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian dalam materi yang sama.

E.      Keterkaitan Variabel Penelitian
Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah: Kecerdasan emosional siswa kelas V (Variabel X) dan prestasi belajar siswa kelas V (Variabel Y) Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri. Untuk lebih jelasnya tentang keterkaitan variabel penelitian ini dapat dilihat skema berikut:






 







F.      Definisi Operasional

Kecerdasan emosional dalam penelitian ini merujuk pada aspek-aspek kecerdasan emosional menurut Syamsu Yusuf LN., dkk. (2006: 240-241), adalah sebagai berikut :
1.      Kesadaran diri
2.      Mengelola emosi
3.      Memanfaatkan emosi secara produktif
4.      Empati
5.      Membina hubungan
Belajar adalah perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan  kecakapan (Witherington (1952) dalam Nana  Syaodih Sukmadinata (2005: 155).
Prestasi belajar adalah segenap potensi yang mampu diraih siswa dalam aktivitas belajar mengajar di sekolah, yang tertuang dalam nilai raport Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar