BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendapat lama menunjukkan bahwa
kualitas inteligensi, kecerdasan dalam ukuran intelektual atau tataran kognitif
yang tinggi dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang
dalam belajar atau meraih kesuksesan dalam hidupnya. Namun, baru-baru ini telah
berkembang pandangan lain yang mengatakan bahwa faktor yang paling dominan
mempengaruhi keberhasilan (kesuksesan) hidup seseorang, bukang semata-mata
ditentukan oleh tingginya kecerdasan intelektual, tetapi faktor kemantapan
emosional (Daniel Goleman, dalam Syamsu Yusuf, dkk., 2006: 239).
Menurut Daniel (Syamsu Yusuf,
dkk, 2006: 239) bahwa banyak orang gagal dalam hidupnya bukan karena kecerdasan
intelektualnya rendah, namun karena mereka kurang memiliki kecerdasan
emosional. Tidak sedikit orang yang sukses dalam hidupnya karena mereka
memiliki kecerdasan emosional, meskipun inteligensi intelektualnya (IQ) hanya
pada tingkat rata-rata.
Kecerdasan emosional ini
semakin perlu dipahami, dimiliki dan diperhatikandalam pengembangannya,
mengingat kondisi kehidupan dewasa ini semakin kompleks. Kehidupan yang semakin
kompleks ini memberikan dampak yang sangat buruk terhadap kehidupan emosional
seseorang.
Dalam hal ini, Daniel Goleman
(Syamsu Yusuf, dkk., 2006: 240) mengemukakan bahwa hasil surveinya terhadap
para orang tua dan guru, yang hasilnya menunjukkan bahwa ada kecenderungan yang
sama di seluruh dunia, yaitu generasi sekarang lebih banyak mengalami kesulitan
emosional dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Mereka menampilkan
sifat-sifat: 1) Lebih kesepian dan pemurung, 2) Lebih beringasan dan kurang
menghargai sopan santun, 3) Lebih gugup dan mudah cemas, dan 4) Lebih impulsif
(mengikuti kemauan naluriah/ instinktif tanpa pertimbangan akal sehat) dan agresif.
Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan terlihat
gejala-gejala, seperti:
1.
Sebagian
siswa menampilkan emosional yang kurang stabil, seperti mudah menangis atau
menjerit jika marah.
2.
Rasa
tanggung jawab yang kurang baik, seperti lalai mengerjakan tugas sekolah, lupa
kalau sedang tugas piket.
3.
Penyesuaian
sosial yang sulit, seperti merasa canggung dalam kelompok, kesulitan dalam
memilih kawab akrab.
4.
Sebagian
siswa memiliki kemampuan komunikasi yang kurang menunjang, seperti mudah gugup
menyampaikan pertanyaan atau pendapat di kelas.
Keadaan ini memberikan indikasi adanya kencenderungan
siswa mengalami kesulitan dalam
mengendalikan kecerdasan emosionalnya. Untuk membantu para siswa
mengembangkan kecerdasan emosional untuk peningkatan prestasi belajar di
sekolah, maka pemberian layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan
penting.
Untuk menelaah lebih mendalam
tentang kaitan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa kelas V
Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru Penghidupan di Kecamatan Kampar Kiri, penulis
tertarik melakukan penelitian.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah gambaran kecerdasan emosional siswa
kelas V Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru Penghidupan?
2.
Bagaimanakah gambaran prestasi belajar siswa kelas V
Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri.
3.
Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru
Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk:
1.
Mengetahui gambaran kecerdasan emosional siswa kelas
V Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri.
2.
Mengetahui gambaran prestasi belajar siswa kelas V
Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri.
3.
Mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru
Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan
akan bermanfaat sebagai:
1.
Untuk mengumpulkan data secara ilmiah dimana
hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan keputusan atau kebijakan oleh
kepala sekolah atau pejabat yang berwenang dalam melaksanakan bimbingan dan
konseling di sekolah dasar.
2.
Kontribusi data bagi guru Sekolah Dasar Gugus Tunas
Baru Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri, dalam memahamai kaitan antara kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar siswa di sekolah dasar.
3.
Informasi tambahan bagi peneliti lain yang berminat
melakukan penelitian dalam materi yang sama.
E. Keterkaitan Variabel Penelitian
Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
Kecerdasan emosional siswa kelas V (Variabel X) dan prestasi belajar siswa
kelas V (Variabel Y) Sekolah Dasar Gugus Tunas Baru Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri. Untuk lebih jelasnya tentang
keterkaitan variabel penelitian ini dapat dilihat skema berikut:
F.
Definisi
Operasional
Kecerdasan emosional dalam
penelitian ini merujuk pada aspek-aspek kecerdasan emosional menurut Syamsu Yusuf
LN., dkk. (2006: 240-241), adalah sebagai berikut :
1.
Kesadaran diri
2.
Mengelola emosi
3.
Memanfaatkan emosi secara produktif
4.
Empati
5. Membina hubungan
Belajar adalah perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan,
pengetahuan dan kecakapan (Witherington
(1952) dalam Nana Syaodih Sukmadinata
(2005: 155).
Prestasi belajar adalah segenap
potensi yang mampu diraih siswa dalam aktivitas belajar mengajar di sekolah,
yang tertuang dalam nilai raport Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar