Minggu, 21 Oktober 2012

Penjas


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.      Latar Belakang dan Masalah
1.    Latar Belakang
Dewasa ini olahraga mendapat perhatian yang cukup besar baik untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kesegaran jasmani maupun untuk mencapai prestasi, maka perlu dimulai pendidikan olahraga itu sejak dini. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tentang Sistem Keolahragaan Nasional (2005: 2):
“Bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa melalui instrumen pembangunan   nasional di bidang keolahragaan merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia secara jasmaniah, rohaniah, dan sosial dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur, sejahtera dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.”

Berdasarkan kutipan di atas, maka diharapkan bangsa Indonesia dapat meningkatkan kualitasnya, melalui instrumen pembangunan nasional di bidang olahraga termasuk di dalamnya kualitas atau kemampuan fisik dalam menunjang prestasi bangsa tentunya di bidang olahraga. Dalam dunia olahraga dikenal berbagai macam cabang olahraga, salah satunya adalah cabang Bola Voli. Permainan Bola Voli merupakan salah satu di antara banyak cabang olahraga yang populer di masyarakat. Hal terbukti bahwa Bola Voli banyak dimainkan di sekolah-sekolah, di kantor-kantor maupun di kampung-kampung.
Bola Voli merupakan cabang olahraga permainan yang telah dikenal masyarakat mulai dari usia anak-anak sampai dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini sesuai dengan pendapat (M. Yunus, 1992:1) yang menyatakan bahwa “Permainan Bola Voli sudah berkembang menjadi cabang olahraga yang sangat digemari masyarakat dan saat ini Bola Voli tercatat sebagai olahraga yang menempati urutan kedua setelah sepakbola yang paling digemari di dunia”.
Permainan  Bola Voli merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa, baik wanita maupun pria. Kegunaan bermain Bola Voli dalam pembentukan individu secara harmonis antara perkembangan jasmani dan rohani sangatlah besar pengaruhnya. Prestasi permainan  Bola Voli akan baik bila jasmani dan rohani saling mempengaruhi di dalam gerakan-gerakan bermain, jiwa dan mental sebagai pendorong utama untuk menggerakkan kemampuan jasmani yang telah dimiliki.
Untuk mendapatkan pemain-pemain yang berkualitas dalam permainan Bola Voli, dibutuhkan komponen-komponen kesegaran jasmani, seperti halnya kecepatan, daya ledak, kekuatan, dan koordinasi, dan lain-lain. Dalam permainan Bola Voli Smash merupakan senjata dalam mendapatkan angka. Untuk mendapatkan Smash yang baik juga harus didukung oleh komponen-komponen tersebut di atas, di samping penguasaan teknik-teknik dasar yang sempurna.
Namun demikian, hal-hal tersebut sering diabaikan dan berakibat tidak sempurnanya Smash yang dilakukan oleh pemain. Smash merupakan salah satu teknik dasar yang ada dalam permainan Bola Voli, oleh sebab itu harus selalu dilatih dan dikembangkan. Smash merupakan salah satu bentuk serangan yang dilakukan dengan cara bervariasi dan menarik. Karena Smash dilakukan dengan pukulan yang keras atau kuat, sehingga besar kemungkinan untuk mematikan bola di lapangan lawan. Bagi regu yang tidak baik kemampuan Smashnya sangat sulit untuk dapat memenangkan pertandingan. Smash juga merupakan senjata utama dalam mematikan bola, oleh sebab itu kemampuan Smash sangat dibutuhkan dalam permainan Bola Voli.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli, salah satunya adalah faktor  kondisi fisik seperti daya ledak otot tungkai. Daya ledak otot tungkai berfungsi, untuk melakukan lompatan setinggi-tingginya. Semakin tinggi lompatan seseorang maka akan mudah melakukan Smash dalam mengarahkan Bola ke lapangan lawan,  sekaligus lebih mudah untuk mematikan Bola.
Untuk mendapatkan kualitas Smash yang baik banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu adalah kemampuan atau kondisi fisik. Menurut pengamatan penulis di SMP Santa Maria Pekanbaru, khususnya siswa putra kelas VIII, hasil Smashnya kurang memuaskan, hal ini nampak ketika melakukan lompatan hasilnya kurang tinggi sehingga sangat sulit untuk memukul bola di atas net, tingginya lompatan dapat diperoleh dari hasil dari daya ledak otot tungkai, di samping itu belum terprogramnya latihan, dan kurangnya kemauan siswa untuk berlatih permainan bola Voli, kurangnya daya ledak otot tungkai.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang seberapa besar hubungan antara daya ledak otot tungkai  terhadap kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli siswa kelas VIII SMP Santa Maria Pekanbaru.

2.    Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli, di antaranya kurangnya program latihan dalam permainan bola Voli, kurang kemauan siswa untuk berlatih permainan bola Voli, kurangnya power atau daya ledak otot tungkai.
Bertitik tolak dan pemikiran di atas tentang pentingnya kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli yang dilakukan sesuai dengan tingkat persaingan permainan Bola Voli saat ini, serta gejala-gejala yang ditemui di lapangan, maka dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan smash permainan Bola Voli siswa putra kelas VIII di SMP Santa Maria Kota Pekanbaru?

1.2.      Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan smash dalam permainan Bola Voli siswa putra kelas VIII di SMP Santa Maria Kota Pekanbaru.
2.      Kegunaan Penelitian
Penelitian ini jika terlaksana dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:
1)   Sebagai bahan informasi dan pertimbangan sederhana bagi Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Pekanbaru, termasuk pelatih klub olahraga Bola Voli dalam mengoptimalkan kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli siswa putra kelas VIII di SMP Santa Maria Pekanbaru secara komprehensif.
2)      Bagi penulis sendiri penelitian ini merupakan langkah awal pengaplikasian ilmu-ilmu yang telah diperoleh di bidang keolahragaan, terutama olahraga cabang Bola Voli khususnya tentang Smash.
3)      Sebagai bahan acuan dan bandingan sederhana bagi siapa saja peneliti berikutnya yang ingin melanjutkan penelitian dengan pembahasan yang sama pada masa akan datang.
4)      Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Islam Riau.

1.3.      Ruang Lingkup Penelitian
1.       Pembatasan Masalah
Melihat luasnya cakupan pembahasan masalah, maka penelitian ini perlu diadakan pembatasan masalah, yakni apakah ada hubungan antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan smash permainan Bola Voli siswa putra kelas VIII SMP Santa Maria Kota Pekanbaru.
Adapun variabel penelitian ini terdiri atas satu variabel terikat, yaitu kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli, dan satu variabel bebas yaitu daya ledak otot tungkai.


2.       Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran arah penelitian, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang digunakan sebagai berikut:
1)        Daya ledak otot tungkai adalah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerak yang utuh (Suharno, 1982: 35).
2)        Kemampuan smash adalah semua kapasitas untuk gerakan memukul bola yang sedang melambung ke atas melebihi tinggi jaring, sedangkan gerakan dilakukan sembil melompat (Dieter Kruber, 1982: 35).
3)        Bola Voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan Bola Voli pantai yang masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain (http://wikipedia.org., 2009).

1.4.      Anggapan Dasar, Hipotesis dan Teori
1.            Anggapan Dasar
Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah dikemukakan tersebut, maka dapatlah dirumuskan anggapan dasar penelitian bahwa semakin besar daya ledak otot tungkai, maka semakin baik pula kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli siswa putra kelas VIII SMP Santa Maria Pekanbaru.
2.            Hipotesis
Berdasarkan anggapan dasar serta pokok permasalahan penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan Smash permainan Bola Voli siswa putra kelas VIII di SMP Santa Maria Pekanbaru Tahun Pelajaran 2009/2010.”

3.            Teori
3.1    Daya Ledak
Dalam mencapai kemampuan Smash bola yang baik, maka unsur-unsur yang baik terpenting adalah daya ledaknya yang dalam Bola Voli dikaitkan pada otot tungkai, lebih lanjut Moelok (1984: 5) mengatakan bahwa “Daya ledak tungkai adalah kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai yang melakukan kerja secara utuh”. Selanjutnya, Sajoto (1995: 8) mendefenisikan bahwa daya ledak otot (muscular power) adalah “Kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya”. Kemudian Suharno (1983: 35) mengatakan bahwa daya ledak adalah “Kemampuan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerak yang utuh”. Selain itu, pendapat dari Harsono (1991: 32 ) mengemukakan bahwa Power adalah “Kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat singkat”. Selanjutnya, Bloomfield, (1987: 69) mengatakan bahwa ”Daya Eksplosif adalah perpaduan antara kekuatan dilalui kecepatan (Power = strength x speed atau vilocity)”.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa daya ledak adalah usaha yang dilakukan secara maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya yang merupakan perpaduan antara unsur kekuatan dan kecepatan dalam mengatasi hambatan pada ruang dan jarak tertentu. Di samping itu, daya ledak merupakan perpaduan antara kekuatan dan kecepatan atau kekuatan dikali dengan kecepatan akan menghasilkan daya ledak. Ini berarti kekuatan merupakan dasar untuk pembentukan power. Oleh sebab itu, sebelum latihan power, orang harus memiliki suatu kekuatan yang baik. Sebab power penting dan sangat diperlukan dalam meningkatkan prestasi atlet pada hampir semua cabang olahraga, seperti lari, lompat, lempar, tolak dan sebagainya. Kemudian Harsono (1991: 34) menambahkan bahwa “power” penting untuk cabang olahraga yang mengarahkan tenaga yang eksplosif dan juga dalam cabang olahraga yang mengharuskan atlet untuk menolak dengan kaki seperti momen lompat dalam atletik, sprint, voli (Smash)”.
Dari uraian beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot atau  sekelompok otot untuk menerima beban dalam melakukan suatu gerakan (pekerjaan) dan beberapa teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuatan adalah dasar bagi semua gerak dalam aktivitas permainan Bola Voli.
Bila dihubungkan dengan Smash permainan Bola Voli gerakan kaki melangkah mendekati jaring, lutut ditekuk dengan diayun ke belakang melompat dengan meluruskan lutut dan tungkai atau tangan diayunkan ke atas, sedangkan tangan kanan siap untuk memukul bola, untuk melakukan pukulan bola dengan Smash memerlukan dominasi elemen kekuatan. Karena kekuatan dari otot tangan yang melakukan gerakan memukul bola (Smash) dengan cepat, terarah dan tepat ke sasaran. Pada permainan Bola Voli faktor kekuatan, kecepatan daya ledak, keseimbangan dan lain sebagainya, adalah merupakan faktor pendukung dalam melakukan Smash. Sejalan dengan hal di atas tersebut Harsono (1988: 43) mengemukakan bahwa “Dengan kekuatan seseorang pemain Bola Voli akan dapat melompat lebih cepat dan lebih tinggi untuk melakukan Smash”.
Dan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa daya atau kekuatan otot tungkai adalah kemampuan kontraksi otot tungkai secara cepat dan kuat, yang ditandai dengan pergerakan tubuh yang eksplosif.
3.2    Smash
Smash merupakan suatu teknik yang ada dan nyata dalam permainan Bola Voli dan memiliki karakteristik gerak yang sangat kompleks. Smash juga merupakan kemampuan yang terbuka dan mutlak dimiliki oleh setiap pemain Bola Voli,  kecuali yang bertugas sebagai pengumpan, karena dalam permainan Bola Voli setiap regu selalu berusaha untuk melakukan serangan, yaitu pukulan melewati  jaring ke arah lapangan lawan, sehingga lawan sulit atau tidak dapat untuk mengembalikan bola “Pukulan serangan bisa berupa pukulan keras yang disebut Smash atau hard spike,  tetapi dapat pula berupa tipuan lunak yang disebut think atau soft spike” (A. Sarumpaet, dkk., 1992: 99).
Dieter Kruber (1982: 35) mengatakan bahwa Smash adalah “Gerakan memukul bola yang sedang melambung ke atas melebihi tinggi jaring, sedangkan gerakan dilakukan sambil melompat”. Selain itu, ditambahakan bahwa “Smash atau spike adalah pukulan keras yang jalannya bola ke arah lawan menukik dan keras”, sehingga kemungkinan sangat sulit untuk dikembalikan, di mana Smash merupakan koordinasi gerakan awalan, pukulan dan mendarat. Dengan demikian, bahwa Smash permainan Bola Voli adalah usaha untuk mematikan bola pada regu lawan dengan melakukan gerakan memukul bola ke arah lawan menukik dan keras ketika bola melayang di udara dan melampaui tinggi jaring sambil meloncat.
Dalam pelaksanaannya Smash dilakukan dengan bermacam-macam cara. Sesuai dengan jenisnya, Suharno (1983: 35) mengelompokkan Smash menjadi beberapa bagian yaitu: Smash normal, Semi Smash, Push Smash, Pool Smash dan Pool straight, Smash cekis (desive Smash).
Dalam permainan Bola Voli ada beberapa bentuk teknik untuk melakukan Smash. Beustlstahl (1984: 23) mengelompokannya menjadi 4 (empat) jenis yaitu: 1) frontal Smash (Smash depan), 2) frontal Smash dengan twist (Smash depan dengan memutar), 3) Smash dari pergelangan tangan, 4) dump (Smash pura-pura atau Smash tipu). Smash mana yang baik dipergunakan ? ini semuanya tergantung kepada para pemain. Dalam proses melakukan Smash, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Beustlsthal mengelompokan menjadi 4 (empat) bagian yakni : a) Run-up (Lari menghampiri) b) Take-off (Melompat); c) hit (memukul), d) Landing (mendarat).
Pada cabang olahraga Bola Voli khususnya Smash, tungkai merupakan alat gerak utama untuk menunjang dalam usaha melompat setinggi-tingginya, guna mendapatkan jangkauan tangan atau raihan setinggi-tingginya juga untuk mendapatkan lompatan yang tinggi diperlukan adanya energi-energi yang diperoleh melalui proses kimia yang terjadi dalam tubuh. Terjadinya gerakan disebabkan oleh kontraksi otot atau kelompok otot dalam mengatasi hambatan atau beban, beban tersebut dapat berupa berat tubuh itu sendiri atau yang digunakan dalam aktifitas olahraga.

1.5.      Penentuan Sumber Data
1.        Populasi Penelitian
Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka yang menjadi populasi adalah seluruh siswa putra kelas VIII SMP Santa Maria Pekanbaru Tahun Pelajaran 2009/2010, sebanyak 170 orang siswa.
2.        Sampel Penelitian
Sampel yang akan mewakili populasi diambil dengan menggunakan teknik proporsional random sampling, sebanyak 37 orang (20%). Untuk mewakili sampel tersebut dipergunakan teknik simpel random sampling dengan cara memilih nomor absen siswa yang bernomor ganjil. Suharsimi Arikunto (1996: 120) mengatakan bahwa apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil seluruhnya sebagai sampel, tetapi jika populasinya lebih dari 100, dapat diambil  10 – 15 % atau 20 – 25 %, atau lebih sebagai sampel.

1.6.      Pengumpulan Data
1.        Metode Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan penelitian yang bertujuan untuk menemukan informasi tentang ada tidaknya hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan smash dalam permainan Bola Voli. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik korelasional, yang didukung teknik-teknik sebagai berikut:
1)        Observasi
Observasi adalah dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian dengan melihat, mendengar, merasakan yang kemudian dicatat seobyek mungkin. Dengan jenis pengamatan baik pengamatan dengan partisipasi penuh, partisipan, dan pengamat sempurna (complete observer). Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi di SMP Santa Maria Kota Pekanbaru  dan dilanjutkan dengan mencari data-data yang akurat  sebagai data pendukung pada proses penelitian.     
2)        Dokumentasi
Dokumentasi adalah pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan. Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi visual, berupa hasil pemotretan event-event penting baik dengan kamera konvensional maupun digital. Hasilnya berupa gambar-gambar urutan dalam pelaksanaan tes dayak ledak otot tungkai dan smash permainan bola Voli.
3)        Tes dan pengukuran
Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek. Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus dirancang secara khusus. Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan, jenis pertanyaan, rumusan pertanyaan yang diberikan, dan pola jawabannya harus dirancang menurut kriteia yang telah ditetapkan. Demikian juga waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan serta pengadministrasian tes juga dirancang secara khusus. Selain itu aspek yang diteskanpun terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara satu tes dengan tes yang lain. Tes penelitian ini berupa pengamatan tentang unjuk kerja fisik, yaitu daya ledak otot tungkai dan kemampuan smash permainan bola Voli.
4)        Analisis data dengan statistik
Analisa data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca. Tahap pertama dalam analisa adalah membagi data atas kelompok atau kategori-kategori. Kategori harus sesuai dengan masalah penelitian, sehingga kategori tersebut dapat mencapai tujuan penelitian dalam memecahkan masalah. Dengan demikian, analisa yang dibuat akan sesuai dengan keinginan untuk memecahkan masalah. Kategori yang dibuat juga harus dapat menguji hipotesa yang dirumuskan.  Analisa data pada penelitian ini menggunakan pengolahan program SPSS 17.
5)        Kepustakaan
Yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

2.        Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)       Tes daya ledak otot tungkai
Untuk mengukur kemampuan daya ledak otot tungkai adalah dengan  vertical jump dari Nurhasan (1985: 35):
a.              Perlengkapan alat tulis
b.             Papan vertical jump
c.              Kapur
Pelaksanaan:
Untuk mengukur daya ledak otot tungkai orang coba/teste berdiri menyamping di depan dinding dengan mengulurkan salah satu tangan ke atas setinggi mungkin dengan telapak tangan menghadap ke dinding, kedua telapak kaki tetap melekat di lantai (tumit tidak boleh terangkat) untuk posisi tangan yang terdekat ke tembok diangkat setinggi-tingginya dan menyentuh papan vertical jump. Selanjutnya teste melompat kembali dengan setinggi-tingginya dengan posisi badan agak membungkuk. Dalam melompat tangan harus diluruskan untuk mencapai tinggi jangkauan dan menyentuh tangan yang dibubuhi serbuk kapur pada papan vertical jump. Tanda kapur bekas lompatan dikurangi tinggi raihan adalah skor dalam satuan cm (centimeter). Teste diberikan kesempatan tiga kali lompatan dan diambil yang tertinggi.
2)       Tes kemampuan Smash permainan Bola Voli
Dalam pelaksanaan tes serangan (smash), dipersiapkan alat-alat dan lapangan yang telah tersedia. Tinggi net 2.10 Meter dengan panjang lapangan 9 Meter. Di dalam lapangan telah dibuat angka sebagai sasaran dan tes smash. Angka sasaran tersebut adalah 5, 1, 3, 2, 4, 5, 4 dan 2. Tes kemampuan smash permainan Bola Voli yang dipergunakan dalam tes ini diambil dan tes keterampilan Bola Voli oleh Dirjen Dikti dalam Perwira Ginting (1989: 45), untuk kelompok usia 13 — 15 tahun merupakan kelompok usia yang sesuai dengan keadaan usia siswa yang sedang berada di kelas VIII SMP.
Untuk mengukur keterampilan siswa dalam melakukan smash, digunakan alat/fasilitas sebagai berikut:
a.     Lapangan bola Voli
b.     Net dan tiang net
c.     Stop watch
d.    Bola Voli 5 buah
Lapangan yang digunakan untuk melakukan tes smash adalah seperti berikut:
       
                Gambar 1. Area tes dan pengukuran smash bola voli
Pelaksanaan Smash:
1.      Siswa berdiri di dalam lapangan permainan.
2.      Bola dilambungkan ke dekat atasnya jaring ke arah siswa. Siswa melompat dengan atau tanpa awalan dan memukul bola melampaui jaring ke dalam lapangan lawan.
3.      Stopwatch dijalankan pada waktu tangan siswa memukul bola dan dihentikan pada saat bola menyentuh tanah. Waktu yang dicatat sampai persepuluh detik.
4.      Kesempatan siswa melakukan smash diberi sebanyak 5 kali.
Hasil yang dicatat adalah:
1.      Angka sasaran
2.      Waktu yang diternpuh oleh bola mulai saat dipukul sampai menyentuh tanah.
3.      Hasil yang dicatat adalah jumlah angka yang diperoleh dari tiap sasaran.
4.      Nilai nol diberikan bila:
a.   Siswa menyentuh jaring
b.   Bola jatuh di luar lapangan
c.   Pukulan gagal tidak diberikan nilai, tetapi waktu tetap dicatat.
Tugas pelaksana tes:
1.      Penyaji satu orang, bertugas melambungkan bola untuk di smash.
2.      Pencatat waktu satu orang bertugas menghitung waktu sejak bola dipukul hingga menyentuh tanah.
3.      Pengawas satu orang bertugas mengawasi jatuhnya bola dan merangkap sebagai pencatat.
Dalam memberikan penilaian skor tiap siswa, dipergunakan hasil yang telah dicatat dalam lembar tes dan diolah dengan cara penilaian tes keterampilan bermain bola Voli. Untuk memberikan skor terhadap kemampuan smash siswa ini, indeksnya dapat dihitung dengan rumus: “Indeks = 1,2 x nilai service, + 0,2 nilai umpan + 0,5 x nilai smash — kecepatan smash — 1,0 detik”.

3.        Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data penelitian yang telah terkumpul melalui tes, maka digunakan teknik statistik korelasional. Untuk menganalisis hubungan daya ledak otot tungkai  dengan kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli, dianalisis dengan regresi sederhana dengan menggunakan program SPSS.
Untuk mengukur sejauh mana pengaruh antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli digunakan persamaan regresi linier sebagai berikut:
Y = a +b X+e
      dimana :
X      = Daya ledak otot tungkai
Y      = Kemampuan Smash permainan Bola Voli
a       = Harga Y bila X = 0 (harga kostan)
b       = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
e       = Epsilon (variabel lain yang mempengaruhi).
Bertujuan untuk melihat hubungan antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli, digunakan uji regresi sederhana dengan program SPSS for windows.
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari variabel X, yang mempunyai pengaruh terhadap variasi (naik atau turunnya) variabel Y, digunakan Koefisien Determinasi (R2).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar