BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Masalah
1. Latar Belakang
Dewasa ini olahraga mendapat perhatian yang cukup besar baik untuk
meningkatkan kualitas manusia dalam kesegaran jasmani maupun untuk mencapai
prestasi, maka perlu dimulai pendidikan olahraga itu sejak dini. Sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tentang Sistem Keolahragaan Nasional
(2005: 2):
“Bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui instrumen pembangunan nasional
di bidang keolahragaan merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia secara jasmaniah, rohaniah, dan sosial dalam mewujudkan masyarakat
yang maju, adil dan makmur, sejahtera dan demokratis berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.”
Berdasarkan kutipan di atas, maka diharapkan bangsa Indonesia dapat
meningkatkan kualitasnya, melalui instrumen pembangunan nasional di bidang
olahraga termasuk di dalamnya kualitas atau kemampuan fisik dalam menunjang
prestasi bangsa tentunya di bidang olahraga. Dalam dunia olahraga dikenal
berbagai macam cabang olahraga, salah satunya adalah cabang Bola Voli.
Permainan Bola Voli merupakan salah satu di antara banyak cabang olahraga yang
populer di masyarakat. Hal terbukti bahwa Bola Voli banyak dimainkan di
sekolah-sekolah, di kantor-kantor maupun di kampung-kampung.
Bola Voli merupakan cabang olahraga permainan yang telah dikenal masyarakat
mulai dari usia anak-anak sampai dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Hal
ini sesuai dengan pendapat (M. Yunus, 1992:1) yang menyatakan bahwa “Permainan Bola
Voli sudah berkembang menjadi cabang olahraga yang sangat digemari masyarakat
dan saat ini Bola Voli tercatat sebagai olahraga yang menempati urutan kedua
setelah sepakbola yang paling digemari di dunia”.
Permainan Bola Voli merupakan cabang
olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa, baik wanita
maupun pria. Kegunaan bermain Bola Voli dalam pembentukan individu secara
harmonis antara perkembangan jasmani dan rohani sangatlah besar pengaruhnya.
Prestasi permainan Bola Voli akan baik
bila jasmani dan rohani saling mempengaruhi di dalam gerakan-gerakan bermain,
jiwa dan mental sebagai pendorong utama untuk menggerakkan kemampuan jasmani
yang telah dimiliki.
Untuk mendapatkan pemain-pemain yang berkualitas dalam permainan Bola Voli,
dibutuhkan komponen-komponen kesegaran jasmani, seperti halnya kecepatan, daya ledak, kekuatan,
dan koordinasi, dan lain-lain. Dalam permainan Bola Voli Smash merupakan senjata dalam mendapatkan angka. Untuk mendapatkan Smash
yang baik juga harus didukung oleh komponen-komponen tersebut di atas, di
samping penguasaan teknik-teknik dasar yang sempurna.
Namun demikian, hal-hal tersebut sering diabaikan dan berakibat tidak
sempurnanya Smash yang dilakukan oleh
pemain. Smash merupakan salah satu
teknik dasar yang ada dalam permainan Bola Voli, oleh sebab itu harus selalu
dilatih dan dikembangkan. Smash
merupakan salah satu bentuk serangan yang dilakukan dengan cara bervariasi dan
menarik. Karena Smash dilakukan
dengan pukulan yang keras atau kuat, sehingga besar kemungkinan untuk mematikan
bola di lapangan lawan. Bagi regu yang tidak baik kemampuan Smashnya sangat sulit untuk dapat
memenangkan pertandingan. Smash juga
merupakan senjata utama dalam mematikan bola, oleh sebab itu kemampuan Smash sangat dibutuhkan dalam permainan Bola
Voli.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli, salah satunya adalah faktor kondisi fisik seperti daya ledak otot tungkai.
Daya ledak otot tungkai berfungsi, untuk melakukan lompatan setinggi-tingginya.
Semakin tinggi lompatan seseorang maka akan mudah melakukan Smash dalam mengarahkan Bola ke lapangan
lawan, sekaligus lebih mudah untuk
mematikan Bola.
Untuk mendapatkan kualitas Smash
yang baik banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu adalah kemampuan atau
kondisi fisik. Menurut pengamatan penulis di SMP Santa Maria Pekanbaru,
khususnya siswa putra kelas VIII, hasil Smashnya
kurang memuaskan, hal ini nampak ketika melakukan lompatan hasilnya kurang
tinggi sehingga sangat sulit untuk memukul bola di atas net, tingginya lompatan
dapat diperoleh dari hasil dari daya ledak otot tungkai, di samping itu belum
terprogramnya latihan, dan kurangnya kemauan siswa untuk berlatih permainan
bola Voli, kurangnya daya ledak otot
tungkai.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang seberapa besar hubungan antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli siswa kelas VIII SMP Santa Maria
Pekanbaru.
2. Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli, di antaranya kurangnya program
latihan dalam permainan bola Voli, kurang kemauan siswa untuk berlatih
permainan bola Voli, kurangnya power atau daya ledak otot tungkai.
Bertitik tolak dan pemikiran di atas tentang pentingnya kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli yang
dilakukan sesuai dengan tingkat persaingan permainan Bola Voli saat ini, serta
gejala-gejala yang ditemui di lapangan, maka dapat diidentifikasi masalah penelitian
sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan
smash permainan Bola Voli siswa putra kelas VIII di SMP Santa Maria Kota Pekanbaru?
1.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan
yang signifikan antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan smash dalam permainan
Bola Voli siswa putra kelas VIII di SMP Santa Maria Kota Pekanbaru.
2. Kegunaan
Penelitian
Penelitian ini jika terlaksana dengan
baik, maka diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:
1) Sebagai bahan informasi dan pertimbangan
sederhana bagi Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Pekanbaru, termasuk pelatih klub
olahraga Bola Voli dalam mengoptimalkan kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli siswa putra kelas VIII di SMP Santa
Maria Pekanbaru secara komprehensif.
2) Bagi penulis sendiri penelitian ini
merupakan langkah awal pengaplikasian ilmu-ilmu yang telah diperoleh di bidang
keolahragaan, terutama olahraga cabang Bola Voli khususnya tentang Smash.
3) Sebagai bahan acuan dan bandingan
sederhana bagi siapa saja peneliti berikutnya yang ingin melanjutkan penelitian
dengan pembahasan yang sama pada masa akan datang.
4) Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan pada Universitas Islam Riau.
1.3. Ruang Lingkup Penelitian
1. Pembatasan Masalah
Melihat
luasnya cakupan pembahasan masalah, maka penelitian ini perlu diadakan
pembatasan masalah, yakni apakah ada hubungan antara daya ledak otot tungkai
terhadap kemampuan smash permainan Bola Voli siswa putra kelas VIII SMP Santa
Maria Kota Pekanbaru.
Adapun
variabel penelitian ini terdiri atas satu variabel terikat, yaitu kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli, dan
satu variabel bebas yaitu daya ledak otot tungkai.
2. Penjelasan Istilah
Untuk
menghindari kesalahan dalam penafsiran arah penelitian, maka perlu dijelaskan
istilah-istilah yang digunakan sebagai berikut:
1)
Daya
ledak otot tungkai adalah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan
kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerak yang utuh (Suharno, 1982: 35).
2)
Kemampuan
smash adalah semua kapasitas untuk gerakan memukul bola yang sedang melambung
ke atas melebihi tinggi jaring, sedangkan gerakan dilakukan sembil melompat
(Dieter Kruber, 1982: 35).
3)
Bola
Voli adalah olahraga
permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki
enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan Bola Voli pantai
yang masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain (http://wikipedia.org.,
2009).
1.4. Anggapan Dasar, Hipotesis dan Teori
1.
Anggapan Dasar
Berdasarkan
permasalahan penelitian yang telah dikemukakan tersebut, maka dapatlah
dirumuskan anggapan dasar penelitian bahwa semakin besar daya ledak otot
tungkai, maka semakin baik pula kemampuan Smash
dalam permainan Bola Voli siswa putra kelas VIII SMP Santa Maria Pekanbaru.
2.
Hipotesis
Berdasarkan
anggapan dasar serta pokok permasalahan penelitian yang telah dikemukakan, maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat hubungan yang signifikan
antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan Smash permainan Bola Voli siswa putra kelas VIII di SMP Santa Maria
Pekanbaru Tahun Pelajaran 2009/2010.”
3.
Teori
3.1 Daya
Ledak
Dalam mencapai
kemampuan Smash bola yang baik, maka
unsur-unsur yang baik terpenting adalah daya ledaknya yang dalam Bola Voli
dikaitkan pada otot tungkai, lebih lanjut Moelok (1984: 5) mengatakan bahwa
“Daya ledak tungkai adalah kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai yang
melakukan kerja secara utuh”. Selanjutnya, Sajoto (1995: 8) mendefenisikan
bahwa daya ledak otot (muscular power) adalah “Kemampuan seseorang untuk
mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang
sependek-pendeknya”. Kemudian Suharno (1983: 35) mengatakan bahwa daya ledak
adalah “Kemampuan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan
kecepatan tinggi dalam satu gerak yang utuh”. Selain itu, pendapat dari Harsono
(1991: 32 ) mengemukakan bahwa Power adalah “Kemampuan otot untuk mengerahkan
kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat singkat”. Selanjutnya, Bloomfield, (1987: 69) mengatakan bahwa
”Daya Eksplosif adalah perpaduan antara kekuatan dilalui kecepatan (Power =
strength x speed atau vilocity)”.
Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa daya ledak adalah usaha yang dilakukan secara
maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya yang merupakan perpaduan antara
unsur kekuatan dan kecepatan dalam mengatasi hambatan pada ruang dan jarak
tertentu. Di samping itu, daya ledak merupakan perpaduan antara kekuatan dan
kecepatan atau kekuatan dikali dengan kecepatan akan menghasilkan daya ledak.
Ini berarti kekuatan merupakan dasar untuk pembentukan power. Oleh sebab itu,
sebelum latihan power, orang harus memiliki suatu kekuatan yang baik. Sebab
power penting dan sangat diperlukan dalam meningkatkan prestasi atlet pada
hampir semua cabang olahraga, seperti lari, lompat, lempar, tolak dan
sebagainya. Kemudian Harsono (1991: 34) menambahkan bahwa “power”
penting untuk cabang olahraga yang mengarahkan tenaga yang eksplosif dan juga
dalam cabang olahraga yang mengharuskan atlet untuk menolak dengan kaki seperti
momen lompat dalam atletik, sprint, voli (Smash)”.
Dari uraian
beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuatan adalah
kemampuan otot atau sekelompok otot
untuk menerima beban dalam melakukan suatu gerakan (pekerjaan) dan beberapa
teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuatan adalah dasar bagi semua
gerak dalam aktivitas permainan Bola Voli.
Bila
dihubungkan dengan Smash permainan
Bola Voli gerakan kaki melangkah mendekati jaring, lutut ditekuk dengan
diayun ke belakang melompat dengan meluruskan lutut dan tungkai atau tangan
diayunkan ke atas, sedangkan tangan kanan siap untuk memukul bola, untuk
melakukan pukulan bola dengan Smash
memerlukan dominasi elemen kekuatan. Karena kekuatan dari otot tangan yang
melakukan gerakan memukul bola (Smash)
dengan cepat, terarah dan tepat ke sasaran. Pada permainan Bola Voli faktor
kekuatan, kecepatan daya ledak, keseimbangan dan lain sebagainya, adalah
merupakan faktor pendukung dalam melakukan Smash.
Sejalan dengan hal di atas tersebut Harsono (1988: 43) mengemukakan bahwa
“Dengan kekuatan seseorang pemain Bola Voli akan dapat melompat lebih cepat dan
lebih tinggi untuk melakukan Smash”.
Dan uraian di
atas, dapat dikatakan bahwa daya atau kekuatan otot tungkai adalah kemampuan
kontraksi otot tungkai secara cepat dan kuat, yang ditandai dengan pergerakan
tubuh yang eksplosif.
3.2 Smash
Smash merupakan suatu teknik yang ada dan nyata dalam
permainan Bola Voli dan memiliki karakteristik gerak yang sangat kompleks. Smash juga merupakan kemampuan yang
terbuka dan mutlak dimiliki oleh setiap pemain Bola Voli, kecuali yang bertugas sebagai pengumpan,
karena dalam permainan Bola Voli setiap regu selalu berusaha untuk melakukan
serangan, yaitu pukulan melewati jaring
ke arah lapangan lawan, sehingga lawan sulit atau tidak dapat untuk
mengembalikan bola “Pukulan serangan bisa berupa pukulan keras yang disebut Smash atau hard spike, tetapi dapat pula berupa tipuan lunak
yang disebut think atau soft spike” (A. Sarumpaet, dkk., 1992:
99).
Dieter Kruber
(1982: 35) mengatakan bahwa Smash
adalah “Gerakan memukul bola yang sedang melambung ke atas melebihi tinggi
jaring, sedangkan gerakan dilakukan sambil melompat”. Selain itu, ditambahakan
bahwa “Smash atau spike adalah
pukulan keras yang jalannya bola ke arah lawan menukik dan keras”, sehingga
kemungkinan sangat sulit untuk dikembalikan, di mana Smash merupakan koordinasi gerakan awalan, pukulan dan mendarat.
Dengan demikian, bahwa Smash
permainan Bola Voli adalah usaha untuk mematikan bola pada regu lawan dengan
melakukan gerakan memukul bola ke arah lawan menukik dan keras ketika bola
melayang di udara dan melampaui tinggi jaring sambil meloncat.
Dalam
pelaksanaannya Smash dilakukan dengan
bermacam-macam cara. Sesuai dengan jenisnya, Suharno (1983: 35) mengelompokkan Smash menjadi beberapa bagian yaitu: Smash normal, Semi Smash, Push Smash, Pool Smash dan Pool straight, Smash cekis (desive Smash).
Dalam
permainan Bola Voli ada beberapa bentuk teknik untuk melakukan Smash. Beustlstahl (1984: 23) mengelompokannya menjadi 4 (empat) jenis
yaitu: 1) frontal Smash (Smash depan), 2) frontal Smash dengan twist (Smash depan dengan memutar), 3) Smash
dari pergelangan tangan, 4) dump (Smash
pura-pura atau Smash tipu). Smash mana yang baik dipergunakan ? ini
semuanya tergantung kepada para pemain. Dalam proses melakukan Smash, ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan. Beustlsthal mengelompokan menjadi 4 (empat) bagian yakni : a) Run-up
(Lari menghampiri) b) Take-off (Melompat); c) hit (memukul), d) Landing
(mendarat).
Pada cabang olahraga
Bola Voli khususnya Smash, tungkai
merupakan alat gerak utama untuk menunjang dalam usaha melompat
setinggi-tingginya, guna mendapatkan jangkauan tangan atau raihan
setinggi-tingginya juga untuk mendapatkan lompatan yang tinggi diperlukan
adanya energi-energi yang diperoleh melalui proses kimia yang terjadi dalam
tubuh. Terjadinya gerakan disebabkan oleh kontraksi otot atau kelompok otot
dalam mengatasi hambatan atau beban, beban tersebut dapat berupa berat tubuh
itu sendiri atau yang digunakan dalam aktifitas olahraga.
1.5. Penentuan Sumber Data
1.
Populasi Penelitian
Sesuai dengan
permasalahan penelitian, maka yang menjadi populasi adalah seluruh siswa putra
kelas VIII SMP Santa Maria Pekanbaru Tahun Pelajaran 2009/2010, sebanyak 170
orang siswa.
2.
Sampel Penelitian
Sampel yang
akan mewakili populasi diambil dengan menggunakan teknik proporsional random
sampling, sebanyak 37 orang (20%). Untuk mewakili sampel tersebut dipergunakan
teknik simpel random sampling dengan cara memilih nomor absen siswa yang bernomor
ganjil. Suharsimi Arikunto (1996: 120) mengatakan bahwa apabila populasi kurang
dari 100 lebih baik diambil seluruhnya sebagai sampel, tetapi jika populasinya
lebih dari 100, dapat diambil 10 – 15 %
atau 20 – 25 %, atau lebih sebagai sampel.
1.6.
Pengumpulan Data
1.
Metode Penelitian
Berkaitan
dengan permasalahan penelitian yang bertujuan untuk menemukan informasi tentang
ada tidaknya hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai terhadap
kemampuan smash dalam permainan Bola Voli. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik korelasional, yang didukung
teknik-teknik sebagai berikut:
1)
Observasi
Observasi adalah dimana peneliti mencatat
informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian dengan
melihat, mendengar, merasakan yang kemudian dicatat seobyek mungkin. Dengan
jenis pengamatan baik pengamatan dengan partisipasi penuh, partisipan, dan
pengamat sempurna (complete observer). Dalam penelitian ini penulis
melakukan observasi di SMP Santa Maria Kota Pekanbaru dan dilanjutkan dengan mencari data-data yang
akurat sebagai data pendukung pada
proses penelitian.
2)
Dokumentasi
Dokumentasi adalah pemberian atau pengumpulan
bukti-bukti dan keterangan. Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi visual,
berupa hasil pemotretan event-event penting baik dengan kamera konvensional
maupun digital. Hasilnya berupa gambar-gambar urutan dalam pelaksanaan tes
dayak ledak otot tungkai dan smash permainan bola Voli.
3)
Tes
dan pengukuran
Tes adalah instrumen atau alat yang
digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek. Sebagai alat pengumpul
informasi atau data, tes harus dirancang secara khusus. Kekhususan tes terlihat
dari bentuk soal tes yang digunakan, jenis pertanyaan, rumusan pertanyaan yang
diberikan, dan pola jawabannya harus dirancang menurut kriteia yang telah
ditetapkan. Demikian juga waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan serta
pengadministrasian tes juga dirancang secara khusus. Selain itu aspek yang
diteskanpun terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara satu tes dengan tes
yang lain. Tes penelitian ini berupa pengamatan tentang unjuk kerja fisik,
yaitu daya ledak otot tungkai dan kemampuan smash permainan bola Voli.
4)
Analisis
data dengan statistik
Analisa data adalah mengelompokkan,
membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah
untuk dibaca. Tahap pertama dalam analisa adalah membagi
data atas kelompok atau kategori-kategori. Kategori harus sesuai dengan masalah
penelitian, sehingga kategori tersebut dapat mencapai tujuan penelitian dalam
memecahkan masalah. Dengan demikian, analisa yang dibuat akan sesuai dengan
keinginan untuk memecahkan masalah. Kategori yang dibuat juga harus dapat
menguji hipotesa yang dirumuskan. Analisa data pada penelitian ini menggunakan
pengolahan program SPSS 17.
5)
Kepustakaan
Yang dimaksud dengan studi kepustakaan
adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi
yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti.
Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian,
karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,
ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis
baik tercetak maupun elektronik lain.
2.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Tes daya ledak otot tungkai
Untuk mengukur kemampuan daya ledak
otot tungkai adalah dengan vertical jump dari Nurhasan (1985: 35):
a.
Perlengkapan
alat tulis
b.
Papan
vertical jump
c.
Kapur
Pelaksanaan:
Untuk mengukur daya ledak otot tungkai
orang coba/teste berdiri menyamping di depan dinding dengan mengulurkan salah
satu tangan ke atas setinggi mungkin dengan telapak tangan menghadap ke
dinding, kedua telapak kaki tetap melekat di lantai (tumit tidak boleh
terangkat) untuk posisi tangan yang terdekat ke tembok diangkat
setinggi-tingginya dan menyentuh papan vertical
jump. Selanjutnya teste melompat kembali dengan setinggi-tingginya dengan
posisi badan agak membungkuk. Dalam melompat tangan harus diluruskan untuk
mencapai tinggi jangkauan dan menyentuh tangan yang dibubuhi serbuk kapur pada
papan vertical jump. Tanda kapur
bekas lompatan dikurangi tinggi raihan adalah skor dalam satuan cm
(centimeter). Teste diberikan kesempatan tiga kali lompatan dan diambil yang
tertinggi.
2) Tes kemampuan Smash permainan Bola Voli
Dalam pelaksanaan tes serangan
(smash), dipersiapkan alat-alat dan lapangan yang telah tersedia. Tinggi net
2.10 Meter dengan panjang lapangan 9 Meter. Di dalam lapangan telah dibuat
angka sebagai sasaran dan tes smash. Angka sasaran tersebut adalah 5, 1, 3, 2, 4, 5, 4 dan 2. Tes kemampuan smash
permainan Bola Voli yang dipergunakan dalam tes ini diambil dan tes
keterampilan Bola Voli oleh Dirjen Dikti dalam Perwira Ginting (1989: 45), untuk kelompok usia 13 — 15
tahun merupakan kelompok usia yang sesuai dengan keadaan usia siswa yang sedang
berada di kelas VIII SMP.
Untuk mengukur keterampilan siswa
dalam melakukan smash, digunakan alat/fasilitas sebagai berikut:
a. Lapangan
bola Voli
b. Net
dan tiang net
c. Stop
watch
d. Bola
Voli 5 buah
Lapangan yang digunakan untuk
melakukan tes smash adalah seperti berikut:
Gambar 1. Area tes dan pengukuran smash bola voli
Pelaksanaan
Smash:
1.
Siswa berdiri di dalam lapangan permainan.
2.
Bola dilambungkan ke dekat atasnya jaring ke arah
siswa. Siswa melompat dengan atau tanpa awalan dan memukul bola
melampaui jaring ke dalam lapangan
lawan.
3.
Stopwatch dijalankan pada waktu tangan siswa memukul bola dan dihentikan pada saat bola menyentuh
tanah. Waktu yang dicatat sampai
persepuluh detik.
4.
Kesempatan siswa melakukan smash diberi
sebanyak 5 kali.
Hasil yang dicatat
adalah:
1. Angka sasaran
2.
Waktu
yang diternpuh oleh bola mulai saat
dipukul sampai menyentuh tanah.
3. Hasil yang
dicatat adalah jumlah angka yang diperoleh dari tiap sasaran.
4.
Nilai nol diberikan bila:
a. Siswa menyentuh jaring
b. Bola jatuh di luar lapangan
c. Pukulan gagal tidak diberikan
nilai, tetapi waktu tetap
dicatat.
Tugas pelaksana tes:
1. Penyaji
satu orang, bertugas melambungkan
bola untuk di smash.
2. Pencatat
waktu satu orang bertugas menghitung waktu sejak bola dipukul hingga menyentuh tanah.
3. Pengawas
satu orang bertugas mengawasi jatuhnya bola dan merangkap sebagai
pencatat.
Dalam memberikan penilaian skor tiap
siswa, dipergunakan hasil yang telah dicatat dalam lembar tes dan diolah dengan
cara penilaian tes keterampilan bermain bola Voli. Untuk memberikan skor
terhadap kemampuan smash siswa ini, indeksnya dapat dihitung dengan rumus: “Indeks
= 1,2 x nilai service, + 0,2 nilai umpan + 0,5 x nilai smash — kecepatan smash — 1,0 detik”.
3.
Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data penelitian
yang telah terkumpul melalui tes, maka digunakan teknik statistik korelasional.
Untuk menganalisis hubungan daya ledak otot tungkai dengan kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli, dianalisis dengan regresi
sederhana dengan menggunakan program SPSS.
Untuk mengukur sejauh mana pengaruh antara
daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan Smash
dalam permainan Bola Voli digunakan persamaan regresi linier sebagai berikut:
Y = a +b X+e
dimana :
X =
Daya ledak otot tungkai
Y =
Kemampuan Smash permainan Bola Voli
a =
Harga Y bila X = 0 (harga kostan)
b = Angka arah atau koefisien
regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen
yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-)
maka terjadi penurunan.
e =
Epsilon (variabel lain yang mempengaruhi).
Bertujuan untuk melihat hubungan
antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan Smash dalam permainan Bola Voli, digunakan uji regresi sederhana
dengan program SPSS for windows.
Untuk mengetahui besarnya sumbangan
dari variabel X, yang mempunyai pengaruh terhadap variasi (naik atau turunnya)
variabel Y, digunakan Koefisien Determinasi (R2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar