Minggu, 21 Oktober 2012

Pemikiran Kewirausahaan


BAB I

PENDAHULUAN




1.1.       Latar Belakang Masalah
Secara umum, wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu dan sebagai perencana. Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan menciptakan produk baru, teknologi dan cara baru, ide-ide baru, dan organisasi usaha baru. Sedangkan sebagai perencana, wirausaha berperan merancang usaha baru, merencanakan strategi perusahaan baru, merencanakan ide-ide dan peluang dalam perusahaan, dan menciptakan organisasi perusahaan baru.
Ide akan menjadi peluang apabila wirausaha bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda, mengamati pintu peluang, menganalisis proses secara mendalam, dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi. Untuk memperoleh peluang wirausaha harus memiliki berbagai kemampuan dan pengetahuan seperti kemampuan untuk menghasilkan  produk atau jasa baru, menghasilkan nilai tambahan baru, merintis usaha baru, melakukan proses atau teknik baru, dan mengembangkan organisasi baru (Suryana, 2003: 3).
Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Dalam konteks bisnis, menurut Thomas W. Zimmerer (1996) dalam Suryana (2003: 7) bahwa “Kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar”.
Dilihat dari perkembangannya, sejak awal abad ke-20 kewirausahaan sudah diperkenalkan di beberapa negara. Misalnya di Belanda dikenal dengan “ondernemer”. Di Jerman dikenal dengan “unternehmer”. Di beberapa negara, kewirausahaan memiliki banyak tanggung jawab antara lain tanggung jawab dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisasi dan komersial, penyediaan modal, penerimaan dan penanganan tenaga kerja, pembelian, penjualan, pemasangan iklan, dan lain-lain.
Kemudian pada tahun 1950-an pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di beberapa negara seperti di Eropa, Amerika, dan Canada. Bahkan sejak tahun 1970-an banyak universitas yang mengajarkan “entrepreneurship” atau “small business management” atau ”new venture management”. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, pendidikan kewirausahaan masih terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.
Selain lembaga pendidikan menengah umum, di Kota Pekanbaru terdapat lembaga pendidikan kejuruan. Salah satu di antaranya adalah SMK Negeri 3 Pekanbaru. Sekolah ini merupakan salah satu bentuk pendidikan sekolah (formal) yang dipersiapkan untuk dapat menjadi tenaga kerja tingkat menengah, terampil dan mandiri serta dapat juga menciptakan peluang kerja dengan memanfaatkan ilmu keterampilan yang telah dipelajari di SMK Negeri 3 Pekanbaru. Pendidikan yang diperoleh terdiri dari program umum 20% dan program kejuruan 80%. Dari program kejuruan ini diberikan dalam bentuk teori kejuruan dan praktek keterampilan kejuruan, dan bekal inilah diharapkan untuk membentuk sikap kewirausahaan.
SMK Negeri 3 Pekanbaru adalah lembaga pendidikan lanjutan dari sekolah menengah tingkat pertama, yang mempersiapkan siswinya menjadi tenaga kerja yang memiliki pengetahuan keterampilan dan sikap sebagai juru penyuluh di jurusan mereka masing-masing. SMK Negeri 3 Pekanbaru terdiri dari 4 jurusan, yaitu:
1)      Jurusan Tata Boga
2)      Jurusan Tata Busana
3)      Jurusan Tata Kecantikan
4)      Jurusan Akomodasi Perhotelan
Secara jelas dan tegas bahwa tujuan pendidikan meliputi tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu: 1) Kepribadian yang tercermin dalam watak dan sikap seorang wirausaha, 2) Keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan bagi wirausaha, 3) Lingkungan yang menunjang kewirausahaan.
Secara teknis siswa SMK Negeri 3 Pekanbaru dalam jangka waktu tertentu dikirim ke dunia industri (DUDi) untuk bekerja pada jenis profesi tertentu yang sesuai dengan bidang studinya. Dengan modal ini, maka siswa akan lebih familiar terhadap dunia kerja, sehingga setelah lulus akan lebih mudah beradapatasi karena berbekal keahlian profesi yang pernah didapatkan dari dunia kerja.
Bagi SMK Negeri 3 Pekanbaru yang dimaksud pendidikan keterampilan adalah praktek kejuruan, melalui pendidikan praktek keterampilan dapat menghasilkan tenaga kerja yang mampu membangun dirinya sendiri, juga diharapkan mempunyai keberanian membuka usaha sendiri sesuai dengan pengalamannya. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas dan sesuai dengan pengamatan penulis selama ini terlihat gejala-gejala seperti:
1)      Kenyataan setelah lulus Siswi Jurusan Busana SMK Negeri 3 Pekanbaru tidak ada minat berwirausaha (Yunizar, 2004).
2)      Siswi jurusan Busana SMK Negeri 3 Pekanbaru yang sudah tamat tidak siap berkarir dalam dunia wirausaha.
3)      Siswi SMK Negeri 3 Pekanbaru yang sudah tamat belum berani membuka usaha sendiri sesuai dengan jurusan yang dimilikinya.
Berdasarkan permasalahan dan gejala-gejala di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pemikiran kewirausahaan siswi SMK Negeri 3 Pekanbaru.

1.2.       Identifikasi  Masalah
1.2.1.     Apakah pemikiran kewirausahaan siswi jurusan Busana masih kurang?
1.2.2.     Apakah siswi jurusan Busana sudah menghayati kegiatan kewirausahaan secara kreatif?
1.2.3.     Apakah pemikiran kewirausahaan siswi jurusan Busana sudah kritis menghadapi dunia kerja?
1.2.4.     Apakah ada kaitan pemikiran kewirausahaan dengan Pendidikan Luar Sekolah?



1.3.       Pembatasan  Masalah
1.3.1.     Subjek penelitian ini adalah pemikiran kewirausahaan siswi jurusan Busana pada SMK Negeri 3 Pekanbaru.
1.3.2.     Objek Penelitian ini adalah siswi jurusan Busana yang sedang duduk di kelas III. B1 pada SMK Negeri 3 Pekanbaru.
1.3.3.     Fokus penelitian ini adalah pemikiran kewirausahaan siswi jurusan Busana pada SMK Negeri 3 Pekanbaru, yang meliputi: 1) Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri, 2) Kemauan untuk mengambil risiko, 3) Kemampuan untuk belajar dari pengalaman, 4) Memotivasi diri sendiri, 5) Semangat untuk bersaing, 6) Orientasi pada kerja keras, 7) Percaya pada diri sendiri, 8) Dorongan untuk berprestasi, 9) Tingkat energi yang tinggi, 10) Tegas, 11) Yakin pada kemampuan sendiri, 12) Tidak suka uluran tangan dari pemerintah (pihak lain di masyarakat), 13) Tidak bergantung pada alam dan berusaha untuk tidak menyerah pada alam, 14) Kepemimpinan, 15) Keorisinilan, 16) Berorientasi ke masa depan (penuh gagasan).

1.4.       Perumusan  Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah pemikiran kewirausahaan siswi jurusan Busana pada SMK Negeri 3 Pekanbaru?





1.5.       Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui tingkat pemikiran kewirausahaan siswi jurusan Busana pada SMK Negeri 3 Pekanbaru.

1.6.       Kegunaan penelitian
Temuan penelitian ini akan dapat berguna sebagai :
1.6.1.     Informasi data bagi SMK Negeri 3 Pekanbaru dan pihak terkait, dalam meningkatkan Manajemen Pendidikannya, khususnya dalam mengoptimalkan pemikiran kewirausahaan siswi di sekolahnya.
1.6.2.     Merupakan salah satu usaha untuk memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan penulis dibidang Pendidikan Luar Sekolah.
1.6.3.     Sebagai informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya, yang berminat mengambil bidang yang sama.

1.7.       Penjelasan Istilah
Agar tidak timbul keragu-raguan dalam menafsirkan konsep dan pengertian yang digunakan, istilah penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.7.1.     Pemikiran adalah merupakan aktivitas psikis yang intensional, dan terjadi apabila seseorang menjumpai problema (masalah) yang harus dipecahkan (Abu Ahmadi (2003: 81).
1.7.2.     Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang (Suryana (2003: 1).
1.7.3.     SMK Negeri 3 Pekanbaru adalah sekolah menengah kejuruan tempat di mana berlangsungnya pendidikan formal setara SMA di Pekanbaru.
1.7.4.     Pemikiran kewirausahaan siswi Jurusan Busana adalah aktifitas mental siswi untuk berwirausaha, yang dapat dilihat dari aspek, yaitu: keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri, kemauan untuk mengambil risiko, kemampuan untuk belajar dari pengalaman, memotivasi diri sendiri, semangat untuk bersaing, orientasi pada kerja keras, percaya pada diri sendiri, dorongan untuk berprestasi, tingkat energi yang tinggi, tegas, yakin pada kemampuan sendiri, tidak suka uluran tangan dari pemerintah (pihak lain di masyarakat), tidak bergantung pada alam dan berusaha untuk tidak menyerah pada alam, kepemimpinan, keorisinilan, berorientasi ke masa depan dan penuh gagasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar